Satu Islam Untuk Semua

Monday, 03 November 2014

Dr. Gamal Albinsaid, dari Malang Mengilhami Dunia


dr. Gamal Albinsaid

Di Malang, Jawa Timur, nama Gamal Albinsaid bisa jadi masih sukar membunyikan alarm di banyak kepala. Tapi dokter usia 25 tahun ini punya prestasi yang tak bisa dianggap remeh. Untuk satu hal, dia satu-satunya dari Indonesia yang menyabet The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur, penghargaan bergengsi dari Istana Buckingham, Inggris, atas keberhasilannya mengembangkan Klinik Asuransi Sampah. Pangeran Charles, saat menyerahkan penghargaan untuk Gamal di London belum lama ini, menggambarkan inovasi itu jitu menjawab dua masalah sekaligus: soal sampah dan soal kesehatan masyarakat. Nah, akhir pekan lalu, Gamal — menggambarkan dirinya sebagai pengagum berat Muhammad Al-Fatih, ksatria Dinasti Usmani yang menaklukkan Constantinopel – menyempatkan berbincang dengan Amira Haddad dari Islam Indonesia. Petikannya:

Bisa Anda jelaskan ringkas apa itu Klinik Asuransi Sampah?

Klinik Asuransi Sampah merupakan asuransi mikro tapi preminya dirubah menjadi sampah. Kita tahu kesehatan itu penting bagi siapapun. Bayangkan saja betapa susahnya bisa ada orang sakit tapi tidak punya uang berobat. Nah, dengan klinik ini, mereka yang miskin cukup membayar dengan sampah. Hitung-hitung, mereka sekaligus melakukan tindakan pencegahan, rehabilitasi setelah sakit dan peningkatan kualitas kesehatan. Intinya, saya ingin mengubah sumber daya yang terbuang untuk meningkatkan kesehatan di kalangan menengah ke bawah.

Apa benar motivasi awalnya adalah cerita tragis anak pemulung yang mati karena diare?

Ya, meski itu bukan movitasi utama. Jadi pernah ada kasus seorang anak pemulung, namanya Khaerunisa. Ayahnya tak punya uang untuk membawanya ke rumah sakit. Dia akhirnya yang meninggal karena diare di gerobak ayahnya sendiri.

Klinik sampah membawa Anda dapat penghargaan di Inggris. Namun sekarang Anda lebih fokus ke Klinik Indonesia Medika, sepertinya. Apa misinya?

Indonesia Medika adalah perusahaan kesehatan inovatif. Yang kami sasar adalah ide-ide kreatif di kalangan mahasiswa. Saya yakin kalangan mahasiswa punya banyak ide brilian, namun tidak kunjung bisa terlaksana karena beragam faktor, semisal biaya. Nah, perusahaan kami fokus menyediakan sistem; ide yang masuk kesini akan menjadi benih yang kemudian ditanam hingga akhirnya jadi produk inovatif. Contohnya adalah produk sabuk bayi pintar, yang mengoptimalisasi perkembangan janin dengan pendekatan audioterapi. Ide-ide seperti itu bukan sesuatu yang spesial, sebenarnya. Namun cara mewujudkan ide itulah yang kerap jadi masalah utama.

Jadi kunci inovasi bukan pada ide yang brilian?

Setiap hari setiap orang punya 60.000 lintasan pikiran. Misalnya Anda bisa berujar: ah kotor sekali kantor ini atau sebagainya. Tapi sayangnya banyak yang tidak dicatat. Bagi saya, tidak penting apa yang ada di belakang atau di depan kita. Yang terpenting adalah kapasitas dan potensi diri kita. Jadi jangan bangga dengan ide kita tapi tetap fokus dengan masalah yang kita ingin selesaikan. Pendeknya, jangan terlalu banyak teori. Kalau punya ide harus segera dikerjakan. Ingat, aksi itu penting.

Ada pesan khusus untuk pemuda seusia Anda?

Bagi saya, salah satu hal yang paling ‘menyakitkan’ dalam hidup ini adalah melihat orang lain seusia jauh lebih berhasil. Keberhasilan orang lain semestinya jadi cambuk bagi setiap diri untuk lebih berprestasi.

(Ami/Islam Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *