Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 10 December 2016

Dorong ICMI Galang Semangat “Bertarung” Umat Islam, JK: Saatnya Maju Bersama Tanpa Berkelahi


islamindonesia.id – Dorong ICMI Galang Semangat “Bertarung” Umat Islam, JK: Saatnya Maju Bersama Tanpa Berkelahi

 

Selaku Ketua Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengajak untuk selalu menjaga solidaritas dan meningkatkan semangat untuk berusaha di tengah ketatnya persaingan. Hal itu diungkapkannya saat membuka Silaturahim Kerja Nasional ICMI di Jakarta. Menurutnya, persaingan yang sehat akan menumbuhkembangkan dan memajukan Indonesia.

Apalagi kata JK, sebagai organisasi ICMI tergolong lengkap membawa dua hal, yakni keindonesiaan dan keislaman. Sehingga sudah selayaknya senantiasa menguatkan budaya dan mental bersaing untuk maju bersama.

“ICMI membawa dua hal, yakni keindonesiaan dan keislaman. Untuk itu, kuatkan budaya dan mental bersaing dan bertarung dalam hal apa saja, tanpa harus berkelahi. Agar kita ke depan, bisa maju bersama,” ujar JK, Jumat (9/12/2016).

Dalam kondisi bangsa Indonesia dan dunia Islam yang sedang menghadapi berbagai tantangan, termasuk di bidang ekonomi dan politik saat ini, maka peran para cendekiawan Muslim sangat penting untuk meraih masa depan umat yang lebih baik. Karena itu, JK pun mengingatkan umat Muslim tidak hanya melihat kejayaan Islam pada masa lalu. Namun juga berupaya keras melanjutkan kejayaan-kejayaan tersebut.

“Kita tidak bisa terus-menerus melihat dan menceritakan kejayaan Islam masa lalu, Islam abad pertengahan yang mampu melahirkan ulama-ulama hebat yang mampu menemukan banyak hal di berbagai bidang ilmu. Kita harus melihat keadaan sekarang ini, apa adanya. Lalu berjuang melakukan perbaikan, semaksimal mungkin,” ajaknya.

JK juga mendorong para cendekiawan Muslim dapat menjadi pengusaha yang sukses. Ia berharap, para tokoh cendekiawan tidak hanya terjun ke dunia politik, tapi juga dunia usaha.

“Tadi sebelum ke sini saya menghadiri acara penghargaan kepada CEO yang baik dan hebat di Indonesia. Tapi di antara 50 orang yang hadir, saya kira mencari orang ICMI satu saja sulit, yang mana? Tapi kalau 50 politikus, mungkin setengahnya ICMI kan. Kalau 50, 100 calon Bupati dan Gubernur pasti banyak ICMI di situ,” selorohnya.

Sementara Ketua Umum ICMI Pusat Jimly Asshiddiqie mengatakan, dalam satu tahun kepengurusan periode 2015-2020, telah dibentuk 15 kepengurusan baru di wilayah provinsi.

“Kami juga melakukan persiapan untuk terbentuknya kembali kepengurusan ICMI di pelbagai negara sahabat seperti di Amerika, Eropa, Timur Tengah dan lainnya,” terang Jimly.

Seperti diketahui, ICMI juga telah membuka kegiatan Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) di Hotel Discovery, Ancol, Jakarta, Kamis (8/12/2016). Dalam momen tersebut ICMI memperkenalkan sekaligus meresmikan berdirinya Sekolah Pemimpin Nasional (SPN).

Dalam pandangan ICMI, saat ini Indonesia tengah berada dalam kondisi krisis kader kepemimpinan. Maraknya tindak korupsi, penyalahgunaan wewenang, kekerasan di masyarakat serta menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat pada pemimpin negara, adalah indikasi bahwa Indonesia sedang krisis kader kepemimpinan tersebut.

Oleh sebab itu, ICMI menginisiasi berdirinya SPN. Tujuannya tak lain, yakni mencetak kader-kader serta calon pemimpin bangsa yang berintegritas, jujur dan bertanggung jawab.

Pada kegiatan Silaknas kali ini, ICMI mengusung tema besar “Revitalisasi dan Reorientasi ICMI untuk Kesejahteraan Bangsa”.

Selain merilis dan memperkenalkan SPN, pada kesempatan Silaknas, segenap pengurus ICMI juga akan membahas sejumlah program strategisnya terkait masalah bangsa. Seperti ekonomi, politik, dan hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *