Din Syamsuddin Ingin NU-Muhammadiyah Bersatu

Din menyatakan bahwa dirinya merupakan bagian dari NU.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin di hadapan para peserta Rakernas dan Mukernas Muslimat NU di Gedung Serba Guna 1 Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, akhir April lalu, mengatakan bahwa secara pribadi dirinya ingin agar kedua ormas terbesar Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dapat bersatu. Karena, menurutnya, maju mundurnya negeri ini bergantung pada maju mundurnya umat Islam di Indonesia.

“Hal ini mengingat secara historis, umat Islam ikut andil dalam pendirian Negara ini dan secara demografis, penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam,” ujar Din seperti dikutip dari NU.or.id pada Senin (09/06).

Din juga menambahkan, ada dua komponen kemajuan yang tersurat dalam Pembukaan UUD 1945. Pertama, memajukan kesejahteraan umum, dan kedua mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam kapasitasnya yang diundang sebagai Ketua Umum MUI menggantikan Kiai Sahal Mahfudh, Din menyatakan bahwa dirinya merupakan bagian dari NU.

“Saya sejak kecil berkultur NU karena Bapak saya itu NU, sebab itu saya dulu disekolahkan di SD NU, SMP NU, dan SMA NU hingga saya menjadi Ketua IPNU di Sumbawa,” ujar Din.

Namun demikian, Din juga tidak bisa mengelak bahwa dirinya merupakan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang pernah aktif di NU.

“Sekarang saya sudah telanjur pindah ke Muhammadiyyah, jadi mohon direlakan. Dan kalau suatu waktu saya kembali ke NU, mohon diterima. Kalau bahasa perkawinannya mungkin rujuk,” ujar Din, disambut tawa para peserta Rakernas.

Di Muhammadiyyah, Din telah menjabat ketua umum selama dua periode, sehingga, kata Din, ia tak mungkin mencalonkan diri kembali. Karena itu memungkinkan bagi dia untuk kembali aktif di NU.

“Saya sudah dua periode dan tak bisa mencalonkan lagi, kalau di Muktamar NU nanti saya kembali ke NU harap diterima. Saya bersedia kalau jadi penasihat Muslimat NU,” canda Din, lagi. [LS]

AJ/IslamIndonesia/Sumber: nu.or.id