Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 07 June 2015

Di Yaman, Invasi Udara Saudi Picu Kehancuran Situs Budaya


yamen-destruction-2

Di Suriah dan Irak, tanpa alasan rasional kelompok militan Islamic States atau ISIS merusak dan menjarah situs-situs bersejarah. Dunia tersentak berhadapan dengan kenyataan pahit berbungkus horor itu.

Tapi, seolah belum cukup, dunia hari-hari ini harus berhadapan dengan kenyataan pahit lainnya: hancurnya situs-situs bersejarah di Yaman akibat invasi udara Arab Saudi dan sekutunya yang telah memasuki hari ke 75.

Pada Kamis (4/6), harian Yemen Post men-tweet gambar teranyar Al-Qahira, kastil yang menjadi ikon Yaman dan telah berdiri kokoh selama berabad-abad. Gambar, hasil jepretan pada sekitar bulan Mei, memperlihatkan kastil berkeping-kena kena hantam bombardir Saudi.

“Benteng ini hancur,” kata media.Riyadh berdalih serangan atas Al-Qahira, kerap disebut sebagai Kastil Kairo, lantaran kelompok revolusioner Ansarullah bersembunyi di situ. Ansarullah, atau kerap disebut Houti, kini berkuasa penuh atas kota-kota strategis di seantero Yaman setelah revolusi di awal tahun berhasil mendepak Abdul Rabbu Mansour Hadi, eks presiden favorit Saudi. Dua bulan lebih invasi Saudi sejauh ini gagal meredam semangat perlawanan rakyat Yaman. Bagi Yaman, Al-Qahira tak tergantikan. Kastil itu menguasai posisi strategis di atas sebuah bukit yang menghadap ke selatan kota Taiz, terbesar ketiga di Yaman.

Berkenaan dengan waktu pembangunan kastil masih diperdebatkan, karena telah dihancurkan dan dibangun kembali berkali-kali selama bertahun-tahun — beberapa sejarawan mengatakan konstruksi aslinya mendahului kedatangan Islam di Yaman pada abad ke-7 Masehi, sementara yang lain menyatakan pada abad ke-10. Kastil tersebut telah direnovasi dalam beberapa tahun terakhir. Al-Qahira bukan merupakan satu-satunya situs yang berisiko kena hantam bom Saudi. Awal pekan ini, saluran lokal dan media sosial melaporkan Bendungan Marib juga rusak karena serangan Saudi.

Berbicara kepada National Geographic, Direktur Cabang Sanaa Institut Arkeologi Jerman, Iris Gerlach, menegaskan serangan udara itu juga menyasar daerah di seputar bendungan.

Bendungan Marib, dianggap sebagai salah satu situs kuno paling penting di Yaman dan merupakan bendungan tertua pada era ini, beroperasi sejak  sekitar abad ke-8 SM. Bendungan di hulu kota kuno Ma’rib itu pernah menjadi ibukota Kerajaan Saba.

Daftar situs budaya Yaman yang dalam bahaya masih panjang. Pada hari Kamis, ada laporan yang belum dikonfirmasi di media sosial seputar kehancuran Dar al-Hajar, bekas istana musim panas untuk bangsawan Yaman dekat ibukota, Sanaa.

Bulan lalu, lembaga perlindungan budaya PBB, UNESCO, mengatakan kecaman dan keprihatinannya pada serangan udara Saudi atas Sana’a, dan Saa’dah. Dua kota tua itu menyimpan banyak warisan sejarah dunia, semisal Masjid al-Hadi. Berumur 1.200 tahun, mesjid ini salah satu pusat-pusat keagamaan Syiah yang tertua di Semenanjung Arab. Reuter melaporkam, mesjid itu kini hancur berkeping-keping. “Selain menyebabkan penderitaan manusia yang mengerikan, serangan ini menghancurkan warisan budaya Yaman, yang merupakan lumbung identitas rakyat, sejarah, memori dan kesaksian yang luar biasa dalam kegemilangan Peradaban Islam,” kata Direktur Jenderal perlindungan sejarah UNESCO, Irina Bokova.

Sejumlah perjanjian internasional, termasuk Konvensi Perlindungan Properti Budaya UNESCO tahun 1954, mengharamkan penghancuran situs bersejarah dalam konflik bersenjata.

“Dalam perebutan kekuasaan, konflik tidak akan membedakan antara apa yang tua dan berharga dan apa yang menjadi target militer,” kata Mahmoud al-Salmi, seorang profesor sejarah di Aden University. “Kami berisiko kehilangan situs ini jika pertempuran terus berlangsung.”

(Zainab/ Washington Post/ Islam Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *