Satu Islam Untuk Semua

Friday, 13 February 2015

Di Solo, Peringatan Wafat Ulama Gerakkan Perekonomian


Haul Habib Ali

Selain mewariskan ilmu, ulama senantiasa membawa keberkahan—bahkan setelah kematiannya. Di Solo pada awal Februari 2015, peringatan wafat seorang ulama sepuh berhasil menggerakkan ekonomi kota lima hari berturut-turut. Estimasi seorang pejabat pariwisata, perputaran uang selama haul mencapai Rp 225 miliar.

Panitia haul Habib Ali Al-Habsyi, seorang ulama kenamaan yang meninggal pada tahun 1915, memperkirakan tamu yang datang dari berbagai daerah mencapai 100.000 orang. Mereka diperkirakan membelanjakan uangnya rata-rata Rp 1,5 juta selama berada di Solo. Menurut panitia Abdullah bin Abdul Qadir Assegaf, sektor kuliner menjadi ceruk perputaran uang terbesar.

Ketua Asosiasi Agen Perjalanan Solo, Daryono, membenarkan hampir seluruh sendi penggerak ekonomi berputar kencang selama lima hari perhelatan haul. Sektor itu di antaranya perhotelan, kuliner, wisata, pusat jajanan hingga transportasi. “Hampir 100% pengunjung haul itu orang luar Solo. Mereka tidak hanya berwisata religi di sini,” katanya.

Menurut Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata kota, Eny Tyasni Suzana, ada penambahan tamu haul yang signifikan lima tahun terakhir. “Efek pariwisatanya luar biasa. Tahun ini kami beri stimulan Rp 125 juta mengingat acara haul sangat bermakna bagi Solo,” katanya.

Habib Ali Al-Habsyi merupakan ulama asal Hadhramaut, Yaman. Meski dimakamkan di negara asalnya, putranya melanjutkan dakwah Islam di kota Solo dan mendirikan masjid dengan nama yang sama seperti majelis keilmuan ayahnya, Ar-Riyadh. Salah satu karya Habib Ali yang popular dan dibaca dalam banyak majlis maulid di Indonesia adalah kitab maulid Simthuddurar.

(Eja/IslamIndonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *