Satu Islam Untuk Semua

Friday, 12 July 2019

Di Jepara, Muhammadiyah dan NU Gelar Halalbihalal Bareng


islamindonesia.id – Di Jepara, Muhammadiyah dan NU Gelar Halalbihalal Bareng

Toleransi di ‘Kota Ukir’ Jepara cukup tinggi. Terbukti beberapa kali mendapatkan tropi kota toleran dari Kementerian Agama. Berkat komitmen bersama anatar Pemerintah Daerah, masyarakat, dan tokoh agama dalam menjaga kerukunan dan persatuan. Hal itu tentunya berkaca dari pengalaman pasca reformasi pada 1998, Jepara sempat luluhlantak akibat kerusuhan.

Adalah dua Organisasi Masyarakat (Ormas) keagamaan yang memikul dan senantiasa menjaga kondusifnya Jepara untuk tetap rukun, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Seperti kegiatan Halalbihalal yang dilakukan Pimpinan Cabang NU dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Jepara akhir pekan kemarin, yang berlasngsung di Pendopo Kabupaten Jepara, Sabtu (6/7/2019).

Kegiatan siang itu mengusung tema “Merajut Kembali Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Menjaga Keutuhan NKRI”. Dihadiri ribuan warga NU dan Muhammadiyah se-Kabupaten Jepara. Sebuah upaya kedua Ormas menjalin kerukunan untuk NKRI.

Menurut Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Jepara, KH Fachrurozi, kebersamaan dua Ormas ini di Jepara sudah terjalin lama, bahkan kegiatan halalbihalal seperti itu sudah berjalan empat tahun. “Mari kita teruskan kebersamaan ini hingga ke Kecamatan dan Desa. Sehingga rahmat Allah akan diturunkan untuk kita bersama,” katanya. “Saya berharap kegiatan positif seperti ini terus dijaga.”

Dalam pesannya, tokoh Muhammadiyah itu mengatakan, bahwa tujuan dari acara Halalbihalal antar dua Ormas besar ini untuk menyamakan pola pikir. “Kita punya karakter berbeda, maka perlu taaruf agar saling mengenal dan mengerti. Saling memahami, bertoleransi, saling mengasihi serta saling tolong menolong,” katanya.

Sementara itu, Rais Syuriyah PCNU Jepara, KH Ubaidillah Noor Umar mengatakan, bahwa kegiatan yang bagus seperti itu harus bisa sampai ke bawah, sampai ke tingkat Desa.

“Alhasil, ke depan hal-hal seperti warga Muhammadiyah menganggap tahlilan itu tidak sampai dan warga NU yang tidak berkenan shalat Subuh dengan imam dari Muhammadiyah bisa diminimalisir,“ kata Kiai sepuh yang akrab disapa Mbah Ubaid ini.
Sementara itu Plt. Bupati Jepara H. Dian Kristiandi dalam sambutannya mengatan bahwa warga NU dan Muhammadiyah meski memiliki perbedaan tapi sama-sama berjuang untuk kemerdekaan.

“Karena itu antara Pemuda NU dan Muhammadiyah adalah satu kesatuan. Seperti anatomi tubuh yang memiliki kesatuan pemikiran,” tegasnya.

Dian berterima kasih kepada kedua tokoh dan berharap dua Ormas ini bisa merangkul saudara-saudara setanah air yang memliki kepercayaan dan agama yang berbeda.

MUH/IslamIndonesia/Foto Fitur: nujepara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *