Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 10 June 2015

Di Amerika Serikat, Wartawan Investigasi Ungkap Rahasia Gelap FBI


FBI teroris

Seorang jurnalis Amerika, Trevor Aaronson, mengejutkan dunia dengan lepas menuding Biro Penyelidik Federal atau FBI punya saham yang besar dalam aneka serangan terorisme di Amerika dalam 14 tahun belakangan, mengalahkan Al-Qaedah, al-Shabab dan ISIS.

Dari hasil investigasi panjang, Aaronson menemukan apa yang dia sebut bekas sidik jari FBI dalam banyak aksi terorisme.

FBI yang kerap mempermainkan, menjebak dan merancang aksi sejak awal, katanya.

Menurut Aaronson, sejak Tragedi 11 September, FBI mengaktifkan lebih dari 15.000 orang informan yang menyusup ke dalam pelbagai komunitas. Masing-masing informan itu diberi upah sampai US$ 100.000  lebih untuk setiap informasi yang dapat mencegah terorisme. Anehnya mayoritas informan yang direkrut itu adalah kriminal atau berpenyakit jiwa sehingga mereka juga bisa dipergunakan sebagai pelaku teror dan secara bersamaan juga bisa dijadikan kambing hitam.

Sebagai contoh pada 2012, seorang informan menyebabkan penangkapan terhadap Abu Khalid Abdul Latif dan Walli Mujahid yang mana kedua orang itu adalah penderita sakit jiwa yang tidak bisa membedakan antara realita dan khayalan. Abdul latif punya sejarah hendak bunuh diri beberapa kali dengan meminum minyak gas sedangkan Mujahid terdaftar sebagai orang gila. Keduanya ditangkap dengan tuduhan konspirasi menyerang markas militer di dekat  Seattle dengan persenjataan yang disuplai oleh FBI sendiri. Sementara informannya, yaitu Robert Childs, ternyata adalah seorang pemerkosa dan pedofile yang dibayar US$ 90.000  untuk menengahi plot FBI dengan dalih sebagai informan.

Jadi sosok kriminal dan orang-orang sakit jiwa atau yang menderita dan lapar dijadikan lakon sandiwara panggung teroris lalu FBI pada akhirnya menjadi pahlawan dengan rancangan adegan akhir ala film-film Hollywood yang berhasil memberantas nyawa atau menjebloskan mereka ke dalam penjara.

Contoh lainnya pada 2009, seorang informan FBI yang sudah kabur karena tuduhan membunuh sempat memimpin empat orang untuk merencanakan pemboman peribadatan kaum Yahudi di Bronx. Begitupun juga halnya dengan Sami Osmakac, seorang fakir miskin yang diberikan dana dan dipermainkan oleh informan FBI untuk merencanakan pemboman sebuah bar komunitas Irlandia di Florida.

Dari banyak penemuannya, Aaronson dengan berani mendakwa FBI sebagai penyebab utama terciptanya Teroris di Amerika.

Dia memulai investigasinya sejak  2010 dan semua penemuan di atas telah dia bongkar dengan bukti-bukti kuat karena telah berhasil meraih izin investigasi dan mendapatkan akses melihat berkas kejaksaan dan rekaman proses pengadilan.

Semua bukti, penemuan dan kisah investigasi itu tertuang dalam buku   Aaronson berjudul ‘The Terror Factory’  yang terbit di akhir 2014. Sampai sekarang FBI tidak mengaku namun juga tidak berhasil memberikan bantahan.

(SHa/Islam Indonesia).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *