Satu Islam Untuk Semua

Monday, 30 September 2019

Delapan Pesan Haedar Nashir tentang Kericuhan Wamena


islamindonesia.id – Delapan Pesan Haedar Nashir tentang Kericuhan Wamena

Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di dalam akun Twitter-nya pada Minggu (29/9) menyingkapi tentang persoalan yang terjadi di kota Wamena, Kota Jayapura Provinsi Papua. Berikut ini adalah delapan pesan yang disampaikan oleh beliau.

1 – Mengikuti dengan seksama apa yang terjadi di Wamena dalam beberapa hari terakhir, Muhammadiyah menyampaikan dukacita dan keprihatinan yang mendalam.

2 – Pemerintah hendaknya mengoptimalkan langkah-langkah perlindungan terhadap seluruh warga serta mencari solusi yang terbaik dalam menangani dan menyelesaikan masalah di bumi Papua tersebut.

3 – Negara wajib hadir dalam melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia sebagaimana amanat konstitusi. Keselamatan seluruh warga diutamakan untuk dilindungi bersama.

4 – Kami percaya pemerintah, khususnya TNI dan Polri, didukung semua kekuatan masyarakat dapat mengatasi situasi di Wamena.

5 – Kepada semua pihak di seluruh tanah air hendaknya dapat menahan diri serta sama-sama menciptakan suasana tenang dan kondusif dengan mengedepankan solusi.

6 – Kami percaya apa yang terjadi di Wamena sama-sama tidak dikehendaki serta semuanya berusaha untuk mewujudkan suasana aman dan damai dalam semangat kebersamaan.

7 – Karenanya jangan dikembangkan opini dan pernyatan-pernyataan yang tidak mendukung susana kondusif di Wamena maupun Papua secara keseluruhan.

8 – Kita selaku insan beragama senantiasa berdo’a kepada Allah SWT agar bangsa Indonesia senantiasa diberi petunjuk dan jalan kebaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta dengan kekuatan iman dan taqwa dapat memperoleh ridha-Nya.

Dilansir dari kompas.com, sebelumnya dilaporkan telah terjadi kericuhan di Wamena, yang mana terjadi aksi pembakaran dan tembak-tembakan di sana.

Berdasarkan kronologi yang terhimpun, kekacauan ini dipicu oleh hoaks yang beredar di masyarakat. Hoaks itu menyebut ada seorang guru yang mengeluarkan kata-kata rasis kepada muridnya, sehingga memicu kemarahan sejumlah warga.

Untuk menunjukkan solidaritas melawan ujaran berbau rasis yang beredar, sekumpulan siswa SMA PGRI dan masyarakat kurang lebih berjumlah 200 orang berjalan menuju sebuah sekolah di Wamena, Senin (23/9) pukul 09.00 waktu setempat.

Namun dalam perjalanannya, jumlah massa bertambah hingga akhirnya kericuhan pecah di beberapa titik seperti di Kantor Bupati Jayawijaya dan sepanjang Jalan Sudirman.

Aksi lempar batu, pembakaran bangunan, mulai dari rumah warga hingga kantor-kantor institusi, dan tembakan dari kepolisian sebagai upaya memukul mundur massa tak bisa dihindarkan.

Sebanyak 16 warga tewas dan 65 lainnya terluka berdasarkan keterangan Komandan Kodim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto. Atas kekacauan yang terjadi, masyarakat lain pun ketakutan dan memutuskan mengungsi ke kantor kepolisian juga kodim terdekat.

Dilansir dari tempo.co, pada Sabtu (28/9) dilaporkan sudah ada 10.000 orang yang mengungsi.

PH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *