Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 09 January 2014

Brazil, Bola, dan Kebebasan Beragama


www.cbc.ca

Di tahun 2014 ini,  yang dikenal dengan tahun “Bola“, hampir semua mata tertuju pada negara Brazil, sebagai tuan rumah ajang bergengsi persepakbolaan dunia. Ditengah gemuruhnya berita menyambut perhelatan akbar itu, komunitas Muslim di Brazil terus bertumbuh. 

Maraknya penggunaan media sosial dikalangan masyarakat Brazil, menyebabkan Islam menjadi tambah populer di kalangan anak muda. Apalagi, saat di Brazil muncul tayangan telenovela bertitle “O Clone” dimana yang menjadi pemeran utama seorang wanita berjilbab. 

Acara ternyata cukup digemari di Brazil. Tidak hanya itu, dialog-dialognya yang ringan membawa banyak kosa-kata Islam, seperti  Alhamdullilah  (Segala puji bagi Allah) , “Insya Allah” (semoga Tuhan berkenan), dan “Masya” (Itu adalah kehendak Tuhan ).

Anak-anak muda Muslim juga banyak yang menggunakan  frase bahasa “gaul” Islam, dalam pergaulan di media sosial, seperti frase singkatan “aA”  , ” iA ” , dan ” mA ” untuk kependekan dari kata ucapan.  Salam Islam yang dikenal “Salaam Alaikum” (Damai sejahtera bagi kamu) menjadi “SA” atau bahkan “ASA”. Di sebuah sekolah menengah umum di Brazil juga membolehkan siswinya menggunakan hijab dalam berbagai aktivitas, termasuk saat pelajaran olah raga.  

Menurut Imam Khaled el – Din Taqi, pendiri Ali bin Abi Taleb Islamic Center di Sao Paolo , dan saat ini menjabat sebagai Presiden Dewan Tertinggi Urusan Islam dan Imam di Brazil serta Manajer Urusan Islam di Federasi Asosiasi Muslim Brazil, mengatakan Brazil dikenal sebagai negara yang ingin selalu menjaga hubungan baik dengan orang-orang Arab dan Muslim. “untuk itu negara memberikan kebebasan beragama bagi masyarakat Brazil yang memeluk agama Islam,” ujarnya seperti dilansir Islamonnet.
 
“Arab-Muslim dan nonMuslim memainkan peran besar dalam kemajuan ekonomi dan politik dari Brasil . Ada sekitar 10 sampai 12 juta warga Brazil  yang berasal dari Arab.  Mereka menikmati banyak kebebasan . Ini adalah negara yang mengakui semua sekte dan agama secara sama . Ada banyak organisasi yang dilindungi oleh negara, dan negara  menentang segala macam diskriminasi agama,” ujar Khaled. 

Namun memang, menurut Khaled, pasca peristiwa 9/11, pemerintah Brazil memperketat penjagaan komunitas Arab. “Tapi mereka  memilih untuk menangani masalah ini secara rasional dan bijaksana, ” tambahnya. 

Harian terbesar di Brazil, The Rio Times, pernah menulis tentang komunitas muslim di Brazil  yang terus bertambah.  Menurut sensus yang dilakukan oleh IBGE, sebuah lembaga di Brazil untuk urusan geografi dan statistik), jumlah Muslim yang tinggal di Brazil telah meningkat sebesar 29,1 persen antara tahun 2000 dan 2010. Dalam survei itu disebutkan bahwa jumlah Muslim terbesar dapat ditemukan di São Paulo, diikuti oleh Paraná , Rio Grande do Sul, Rio de Janeiro dan Minas Gerais. 

Komunikasi antara komunitas muslim di Brazil dan negara lain juga terjalin, sehingga beberapa kali mereka menggelar acara “bareng”. Selain pertukaran informasi, sejumlah pameran dan diskusi juga digelar. Misalkan  sebuah pameran baru-baru ini di Islamabad , ibukota Pakistan,  yang memamerkan sejarah dan seni Muslim Brazil. Pameran yang dibuka  oleh Duta Besar Brazil untuk Pakistan, Alfredo Leoni, dan  Rektor National University of Sciences and Technology Pakistan, Muhammad Asghar, menampilkan banyak foto-foto menarik tentang muslim di kedua negara. 

Fakta yang menarik di Brazil, seperti dilansir Washinton Post, pertumbuhan Islam di sana bukan berasal dari   proses imigrasi atau juga dari  kelahiran keluarga Muslim disana namun  peningkatan   populasi Muslim di Brazil mayoritas merupakan mualaf.

 

Sumber: Islamonnet, The Rio Times, Washington Post

www.islamindonesia.co.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *