Satu Islam Untuk Semua

Monday, 14 April 2014

Beredar “FlashMob” Eksekusi Anggota Ikhwanul Muslimin


foto: TVNET

Rencana pemerintah Mesir melakukan eksekusi terhadap 529 tahanan anggota Ikhwanul Muslimin mendapat protes dari berbagai kalangan, termasuk dari Komunitas peduli Mesir  di Turki dengan membuat video “Flash Mob” bertajuk “Uskudar”

Video  berdurasi 1 menit 45 detik yang disebarkan melalu jejaring sosial  diperankan oleh ratusan orang yang mengenakan jubah putih dan berkalungkan nama-nama orang, anggota Ikhwanul Muslimin yang saat ini masih menunggu rencana eksekusi mati.  Diantara nama-nama yang diperankan oleh para pemprotes, seperti Hasan Halef Ahmed Mehyub, Emin Receb Emin Yusuf, Cabir Muhammed Abdurrahim Ismail, Hayri Mahmud Abdulhamid Ibrahim, dan masih banyak lagi.

Saat pengambilan gambar, adegan dilakukan dengan sangat “khidmad” oleh tokoh pengganti. Bahkan tidak sedikit yang berasa “terharu” hingga  ada  yang meneteskan air mata.

Lokasi pengambilan gambar video “FlashMob” ini juga sangat “natural”, yakni dipinggiran laut dengan latarbelakang (background)  perbukitan dan gedung menjulang di sebagian kota Turki. Tidak hanya itu, persiapan pengambilan gambar dan tata suara juga dirancang dengan sangat rapih oleh sang sutradara.

Jalannya eksekusi dibuat sedetil mungkin oleh sang sutradara, misalkan ketika si eksekutor yang berseragam lengkap  siap diatas panggung, bersamaan dengan orang yang bakal di ekskusi yang diikat lehenya dengan seutas tali yang digantung pada penyanggah 3 buah balok yang diikat.  Dan saat kursi penyanggah ditendang, agar tali menjerat yang dieksekusi, pemeran korban eksekusi juga bergelimangan, ikut jatuh.

Seperti diberitakan sebelumnya, pengadilan Mesir telah  memvonis 529 anggota Ikhwanul Muslimin dengan hukuman mati. Mereka menurut penguasa Mesir terbukti sebagai anggota dari kelompok pembunuh petugas polisi. Mereka dituduh membunuh dua petugas dan menyerang stasiun polisi juga melakukan kekerasan lainnya. “Pengadilan telah memutuskan untuk menghukum mati 529 terdakwa dan 16 lainnya dibebaskan,”ujar pengacara Ahmed al-Sharif seperti dilansir Reuters.

Disebutkan,  Persidangan terhadap para anggota Ikhwanul Muslimin merupakan bagian dari kejatuhan Ikhwanul Muslimin usai kudeta terhadap Presiden Muhammad Mursi pada Juli lalu.

Banyak terdakwa yang ditahan selama kerusuhan yang terjadi di Selatan Provinsi Minya usai tentara Mesir membantai dua kamp protes Ikhwan di Kairo pada 14 Agustus 2013 lalu.

Kelompok lain dari anggota Ikhwanul Muslimin yang berjumlah 700  orang didakwa dan  diadili dengan tuduhan menyerang rakyat dan properti milik publik di selatan Mesir pada Agustus lalu.

Protes dari MUI

Majelis Ulama Indonesia (MUI)   mengecam vonis mati yang dijatuhkan oleh Pengadilan Mesir terhadap 529 anggota Ikhwanul Muslimin. “Ini adalah sebuah dagelan yang patut dikutuk. Ini bukanlah pengadilan untuk mencari dan menegakkan kebenaran, tetapi adalah pengadilan untuk memenuhi  hasrat penguasa yang represif dan haus kekuasaan. Saya melihat pengadilan mesir telah bermain dan mempermainkan jiwa dan nyawa manusia,” ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat Anwar Abbas, di Jakarta.

Anwar Abbas yang juga Bendahara PP Muhammadiyah ini mencermati, kejanggalan proses hukum terlihat dari cepatnya tenggang waktu penjatuhan vonis dan besarnya jumlah orang yang dihukum mati.

Menurutnya, hal tersebut  terlihat dari tingginya arogansi hakim yang menolak permintaan pengacara agar dilakukan penundaan supaya mereka memiliki waktu untuk meninjau ratusan dokumen yang ada.
 
Sikap hakim yang menampik permintaan tersebut dengan marah-marah  dan menafsirkan permintaan  sebagai tindak mendikte hakim sangat disesalinya. “Dunia harus bereaksi dan mengecam keputusan pengadilan tersebut karena mereka secara sembrono dan mudahnya menghilangkan nyawa orang dalam jumlah yang sangat besar,” ujar Anwar.

Kalau cara pengadilan seperti ini tidak dicegah, Anwar yakin, keputusan yang seperti ini pasti akan memantik perlawanan dan permusuhan tajam antara pihak yang dirugikan oleh keputusan tadi dengan rezim yang memerintah. Sehingga, kejadian ini mengakibatkan kehidupan ekonomi, sosial, dan politik di Mesir yang semakin kacau dan merugikan rakyat banyak. [SR]

sumber : berbagai sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *