Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 30 October 2016

Beredar Album HTI Soal Ahok, Prof. Al-Qurtuby: Ajaib, Anti Demokrasi Rajin Demo



islamindonesia.id – Beredar Album HTI Soal Ahok, Prof. Al-Qurtuby: Ajaib, Anti Demokrasi Rajin Demo

 

Demonstrasi mengecam pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, ternyata terjadi di sejumlah daerah luar Jakarta. Di kota Samarinda misalnya, ratusan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalimantan Timur melakukan demonstrasi di kawasan simpang empat Voorvo mendesak aparat menangkap dan mengadili Ahok (16/10)

Tidak sampai di situ, “Demo Ahok” oleh massa HTI ini digelar di berbagai titik di Tanah Air dan menariknya, spanduk demo yang digunakan mirip satu sama lain. “Aksi nasional” inipun diabadikan dan dipamerkan ke publik via akun “Khilafah Pos” (22/10). Setidaknya 25 foto yang dimuat dalam album bertajuk “Hukum Ahok” ini.

hti-8

Seperti diketahui, meski telah dikenal luas sebagai penolak sistem demokrasi, organisasi pengusung khilafah ini turut menikmati demonstrasi di ruang publik yang dijamin oleh negara yang demokratis. Dalam hal ini,  Prof. Sumanto Al-Qurtuby menyebut adanya sejumlah kelompok yang hobinya mencaci-maki demokrasi karena dianggap sebagai sistem liberal-sekuler atau produk kebudayaan Barat” yang “kafir”.

“Tetapi pada saat yang sama, mereka gemar “menggauli” atau “mengsetubuhi” demokrasi ini,” kata pria yang mengajar di Fahd University Arab Saudi ini via akun facebooknya (29/10).

14680521_1004524553003469_4841071389817316370_n

Bagi Al-Qurtuby, setidaknya ada tiga kelompok yang “membenci tapi merindu” demokrasi ini. “Pertama, kelompok tidak tahu malu. Kedua, kelompok tidak tahu diri. Dan ketiga, kelompok yang tidak tahu sama sekali.”

Misalnya, para  pengusung sistem politik-pemerintahan Khilafah yang, seperti diketahui, sangat antipati dengan demokrasi, tetapi setiap hari menikmati “buah demokrasi”.

“Demokrasilah yang membuat orang-orang bisa euforia meluapkan pikiran dan uneg-unegnya yang kadang-kadang sampai kebablasan. Demokrasilah yang membuat orang bisa bebas membuat ormas, yang lucunya ada yang dipakai untuk menyerang demokrasi,” katanya.

hti-10

Demokrasi pulalah, lanjut jebolan IAIN Semarang ini, yang membuat orang bisa berdemo seenaknya sendiri.

“Ada yang sambil foto-foto selfie, ada pula yang sambil kencing di balik pohon he he.”

Tanpa sistem demokrasi, kata pria kelahiran Batang ini, semua itu mustahil terjadi. Apa yang mereka kini nikmati dengan bebas di Indonesia itu, tidak akan bisa dinikmati di negara manapun di dunia ini yang menggunakan sistem politik-pemerintahan non-demokrasi.

Apapun namanya sistem politik-pemerintahan itu seperti kerajaan, kesultanan, keamiran, republik, dan lain-lain. Apapun sumber sistem politik-pemerintahan itu seperti Komunisme, Islam, Konfusianisme, dan lain sebagainya. Jika tidak mengadopsi sistem demokrasi, maka rakyat tidak memiliki ruang gerak leluasa untuk berekspresi baik berdemo maupun berormas.

“Maka, saya jamin, ormas-ormas berlabel Islam seperti FPI atau HTI dan saudara-saudaranya yang hobi demo massa, jika di negara-negara yang menerapkan sistem politik non-demokrasi (baik negara-negara Arab maupun bukan), mereka sudah “diberangus” sebelum lahir karena demonstrasi massa dipandang bisa mengganggu stabilitas sosial-politik-ekonomi negara.”

img-20161029-wa0026

Al-Qurtuby mengatakan, Hizbut Tahrir  yang mengklaim mengusung “sistem politik” Islam, malah dilarang di negara-negara mayoritas Muslim, Arab maupun non-Arab. Bahkan di negara asalnya tempat HT lahir (yaitu Palestina) juga tidak laku dan mati.

“Lucunya HT malah tumbuh subur di negara-negara penganut sistem demokrasi (baik liberal maupun illiberal) seperti di Amerika, Inggris, Australia, termasuk Indonesia, yang selalu mereka “kopar-kapirkan” itu.”

Jebolan Antropologi Boston University ini melanjutkan, “Ajaibnya lagi, bukannya berterima kasih, para pedagang asongan sistem khilafah di Indonesia (baik yang elitnya maupun massanya) malah mencaci-maki negaranya sendiri yang telah menyuburkan mereka.”

14695374_1004522096337048_4247433206991990106_n

Di akhir catatannya, Al-Qurtuby kembali bertanya, “Menurut Anda, kira-kira para tokoh, massa, maupun ormas yang antipati dengan demokrasi tapi rajin demo itu tergolong umat apa? Umat tidak tahu diri, tdak tahu malu, atau tidak tahu sama sekali?”

img-20161029-wa0021

img-20161029-wa0022

hti-7

YS / islam indonesia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *