Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 23 October 2016

Benarkah Terjemah “Awliya” Sebagai “Teman Setia” Sudah Disetujui Ketua MUI?


islamindonesia.id — Benarkah Terjemah “Awliya” Sebagai “Teman Setia” Sudah Disetujui Ketua MUI?

 

Terkait maraknya kabar telah beredarnya kitab Terjemah Al-Qur’an versi baru yang mengubah makna kata awliya di Surah Al Maidah 51, dari makna semula “pemimpin” menjadi “teman setia”, beberapa hari yang lalu, akun @fahiraidris mengaku telah menghubungi pihak penerbit Maghfirah Pustaka via telepon dan menyatakan, “…ternyata semua Al-Qur’an yang ‘diedit’ tersebut, atas instruksi Departemen Agama.”

fahira-idris-dan-tofa-lemon

Benarkah demikian?

Menanggapi hal itu, akun @TofaLemon pun berkicau, “Mulai besok, monggo sisir Gramedia. Jika menjual Al Qur’an yang diedit terjemahannya, hubungi saya. Tks.”

menag-lukman-saifuddin

Hampir sepekan berlalu, entah ada kaitannya dengan cuitan tersebut atau tidak, Menag Lukman H Saifuddin melalui akun Twitter pribadinya, @lukmansaifuddin, Minggu (23/10) pukul 08:16 pagi, menegaskan bahwa tidak benar kabar yang menyatakan telah terjadi pengeditan terjemahan Al-Quran, apalagi atas instruksi Kemenag. Karena itu Lukman berjanji, dari pihaknya siang ini akan ada klarifikasi.

Persis seperti yang dijanjikan, akhirnya Kemenag pun mengeluarkan rilis resmi klarifikasi dimaksud.

[Baca: Terkait Terjemahan ‘Awliya’ Sebagai ‘Teman Setia’, Ini Penjelasan Kemenag]

Meski demikian, yang masih perlu dipertanyakan adalah, apa memang benar pernyataan yang disampaikan penerbit Maghfirah Pustaka bahwa instruksi perubahan makna itu berasal dari Departemen Agama?

Dari penelusuran Islam Indonesia, didapatkan bukti bahwa di dalam kitab terbitan Maghfirah Pustaka berjudul Tafsir Qur’an Per Kata Dilengkapi Asbabun Nuzul & Terjemah itu memang terdapat stempel pengesahan dari Lajnah Pentashih Al-Qur’an Departemen Agama RI.

Sementara dalam Kata Pengantar kitab tersebut, yang ditandatangani Ketua MUI Pusat, Drs. H. Amidhan, di antaranya dinyatakan, “Mayoritas umat Islam masih belum memahami kandungan Al-Qur’an yang kaya akan ilmu dan pengetahuan. Itu terjadi karena minimnya kemampuan Bahasa Arab yang dimiliki umat Islam di Indonesia.”

Lebih lanjut dalam Kata Pengantar itu pun Ketua MUI Pusat menambahkan, “Karena itu kami bersyukur dengan hadirnya Tafsir Qur’an Per Kata yang diterbitkan Maghfirah Pustaka. Karya ini akan memudahkan kita untuk menyelami lebih dalam kandungan makna yang terdapat dalam setiap ayat Al-Qur’an. Apalagi buku ini dilengkapi dengan terjemah dan asbabun nuzul. Dengan demikian, amal yang kita lakukan berlandaskan ilmu karena kita telah memahaminya.”

Di akhir Kata Pengantar, H. Amidhan menyampaikan, “Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ahmad Hatta, MA beserta tim yang telah bekerja keras untuk melahirkan karya monumental ini. Karena, buku semacam ini telah lama dinanti-nanti oleh umat Islam di Tanah Air. Semoga buku ini dapat memberikan kontribusi positif untuk kemajuan umat, bangsa, dan negara tercinta. Amin.”

Sampai disini, bukankah sudah sangat jelas bahwa kitab Tafsir Qur’an Per Kata Dilengkapi Asbabun Nuzul & Terjemah yang diterbitkan oleh Maghfirah Pustaka itu, selain telah disahkan  Lajnah Pentashih Al-Qur’an Departemen Agama RI, pada saat yang sama juga telah mendapatkan persetujuan dari Ketua MUI Pusat, Drs. H. Amidhan?

Untuk menjawab pertanyaan itu dan memastikan kebenarannya, insya Allah Islam Indonesia akan berusaha meminta tanggapan langsung dari Ketua MUI Pusat, Drs. H. Amidhan dalam waktu dekat.

 

EH / Islam Indonesia

One response to “Benarkah Terjemah “Awliya” Sebagai “Teman Setia” Sudah Disetujui Ketua MUI?”

  1. Al Qur’an adalah bacaan mulia. Kemuliaan Al Qur’an bukan hanya berupa kitab wahyu dengan sejarah turunnya yang menakjubkan. Juga bukan lantran isinya yang telah begitu banyak mengungkap rahasia-rahasia kehidupan, melahirkan berbagai ilmu pengetahuan, sains dan teknologi. menjadi obat bagi orang yang sakit, memberi mukjizat bagi orang yang putus asa, menjadi titian bagi orang yang ingin bahagia dan banyak lagi yang lainnya. Tapi itu belum seberapa dari rahasia yang ada dan terkandung di dalamnya. Al Qur’an melebihi melebihi dari segala cerita dan peristiwa yang pernah terjadi di dunia ini dan melompati segala kesadaran manusia yang pernah ada. Al Qur’an adalah ” Dunia Kata-Kata ” yang memilikin sruktur bangunan cerita yang ‘sama dan sebangun’ dengan dunia nyata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *