Satu Islam Untuk Semua

Monday, 31 August 2020

Benarkah Asyuro Ritus Khas Syiah?


Tanggal 10 Muharram 1442 H sudah kita lewati. Tanggal yang juga dikenal oleh kaum Muslimin sebagai Hari Asyuro. Cukup banyak kisah yang dikabarkan terjadi pada hari ini. Tapi yang terbesar dan paling otentik adalah peristiwa yang terjadi pada 61 H di Padang Karbala.

Begitu agung dan besarnya tragedi itu, maka seluruh Muslimin di belahan dunia mana pun mengenang dan memperingati Asyuro. Mereka memperingati dengan berbagai cara yang berbeda-beda. Di Nusantara, misalnya, peringatan dilakukan dengan upacara Tabuik, atau bubur Suro, dan berbagai tradisi Suro lain yang intinya bernuansa duka. Namun, sayangnya, dalam beberapa dekade terakhir, muncul anggapan bahwa peringatan Asyuro identik dengan upacara ritual kaum Syiah. Dan karena kaum Syiah dituduh sesat, maka peringatan itu pun dikecam sebagai bid’ah yang harus ditentang.

Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Sebab, Imam Husein adalah cucu kinasih Rasulullah Saw. Narasi agung perjuangan beliau adalah milik seluruh kaum Muslimin, bahkan segenap umat manusia. Banyak tokoh dunia yang mengambil inspirasi dari perjuangan agung tersebut, termasuk sosok seperti Gandhi dan Nelson Mandela. Tidak boleh ada satu golongan pun yang secara ekslusif mengklaim Imam Husein sebagai milik mereka. Demikian juga tidak boleh ada kelompok yang—karena kebenciannya pada suatu kaum—lantas mengecam orang-orang yang memperingari Asyuro.

Terkait masalah itu, Haidar Bagir, salah satu penggagas Gerakan Islam Cinta, dalam komentarnya di media sosial Twitter mengatakan:

Saya mengecam ritus2 peringatan Tragedi Karbala yg berlebihan. Tokoh2 Syiah sendiri pun mengecamnya. Tapi menganggap peringatan Asyura sbg titik perpecahan Sunah-Syiah sungguh tak masuk akal. Selain nawashib (pembenci ahlu bayt Nabi), siapa yg tak setuju ini soal haqq vs batil?

Lebih jauh, salah satu dari 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia Islam ini mengambil contoh tradisi peringatan Asyura yang ada di Negara Turki, bekas pusat kekhalifahan Utsmani masa lalu. Dia menyatakan dalam akun Twitter-nya:

Mufti Turki, Prof Dr. Ali Erbas, menyampaikan belasungkawa atas syahadah Imam Husayn di Karbala yg kita peringati hari ini…

Hz. Hüseyin ve Kerbelâ şehitlerimiz ile birlikte Bedir’den Malazgirt’e, Çanakkale’den Sakarya’ya, 15 Temmuz’dan günümüze din, iman ve mukaddesat uğrunda, hak hakikat yolunda en aziz varlığı olan canlarını feda eden bütün şehitlerimizi saygı, rahmet ve minnetle yâd ediyorum.

[Artinya: Dengan segenap rasa kasih dan sayang, kami mengenang tragedi Karbala dan Sayyidina Husein bersama dengan jasa para syuhada yang telah berjuang dengan hormat, mengorbankan hidup mereka demi agama, iman dan kesucian, dari (perang) Badar hingga (perang) Malazgirt, dari (perang) Çanakkale hingga (perang) Sakarya, dari (percobaan kudeta) 15 Juli hingga hari ini]

Kemudian Pendiri group Mizan ini me-retweet ucapan belasungkawa dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di dalam laman Twitter Sang Presiden dalam rangka memperingati Hari Asyura 1442 H. Berikut ucapan Erdiogan:.

Muharrem ayı ile Aşure Günü’nün milletimiz ve tüm İslam alemi için hayırlara vesile olmasını diliyorum. Şehadetlerinin 1381. sene-i devriyesinde şehitlerin efendisi, Peygamberimizin torunu Hazreti Hüseyin Efendimizi ve tüm Kerbela şehitlerini rahmetle, hürmetle yâd ediyorum.

(Artinya: Semoga bulan Muharram dan Hari Asyura membawa hikmah bagi bangsa kita dan seluruh dunia Islam. Pada peringatan 1381 tahun syahadah mereka, saya mengingat dengan belas kasihan dan penghormatan, Hussein kita, penghulu para syuhada, cucu Nabi kita, dan semua syuhada Karbala)

Haidar juga menceritakan pengalamannya saat berada di Turki menjelang Hari Asyuro.

Saat saya di Turki bbrp hari sblm Asyura, bbrp tahun lalu, saya lihat spanduk2 & poster2 ajakan hadir dlm peringatan Asyura ditempel di mana2. Saat Shalat Jumat, khatibnya bicara Peristiwa Karbala dg bebas. Di Turki tampaknya ini hal biasa saja. Tak ada keributan dan konflik…

Dalam twit selanjutnya, peminat kajian-kajian tasawuf ini juga menjelaskan, bahwa dalam tradisi Islam mahzab Suni yang berkembang di Turki, keduabelas Imam yang dihormati oleh Mahzab Syiah Dua Belas Imam bahkan sangat dihormati dan dipelajari secara turun temurun ajaran-ajarannya. Sebagaimana dikatakan Haidar Bagir:

“Tanggung bicara tentang Turki dan kecintaan kepada Ahlul Bait, menurut akun Tariqa Qadiriyya Haan wa Husein ini – nama ini saja sudah menarik – Badiuzzaman Said Nursi – kakek guru Erdogan, yang jelas-jelas Suni, tanpa canggung mengakui kebesaran 12 Imam ala syiah Duabelas Imam di samping Imam-imam Suni.

Selanjutnya, Haidar mengatakan:

Banyak Muslim Indonesia tak tahu kuatnya tasawuf & kecintaan kepada ahlu bayt Nabi di Turki. Erdogan murid Erbakan, murid Badiuzzaman Said Nursi, Sufi pejuang Turki. Siapa yang nyalon pemilu Turki, minta doa & syukuran ke makam Rumi. Pendukung Erdogan pun mayoritas di Konya, kota Rumi

Dalam rangkaian twit selanjutnya, Haidar menambahkan:

Banyak warga senegeri perang-saudara. Islam-Kristen prnh ratusan thn Perang Salib, Katolik-Protestan pun bgt. Suni-Syiah juga berhadapan di medan perang. Tapi perang begini lbh srg urusan politik/kekuasaan, bkn kebenaran. Jangan campur-baur & jadikan alasan terus selisih paham.

AL/IslamIndonesia/Sumber Foto: http://www.zeynebiye.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *