Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 16 September 2015

Benarkah Angin Kencang Pemicu Rubuhnya Crane di Masjidil Haram?


Rubuhnya derek raksasa (crane) di Masjidil Haram, Makkah, pada Jumat sore 11 September menelan korban lebih dari 300 jamaah haji, termasuk tewasnya 11 orang jamaah haji asal Indonesia. Setelah tragedi mencengangkan itu, media Arab Saudi mengumumkan crane rubuh karena tiupan angin kencang dan hujan deras.

Stasiun teve Al Arabia, misalnya, mengklaim rubuhnya alat berat itu akibat hantaman angin berkecepatan 65 km/jam. Jaringan teve berbasis Amerika, CNN, bahkan menyatakan kecepatan angin di seputaran Makkah saat kejadian mencapai 95 km/jam. Kejadian ini, menurut saluran berita asal Paman Sam ini, menjadi peristiwa ganjil dalam 37 tahun terakhir di Timur Tengah.

Adapun Kepala Badan Meteorologi Universitas King Abdul Aziz, Dr. Mansur Almazrui, memperkirakan kecepatan angin pada saat kejadian berada di antara 40 dan 55 km/jam. Menurut Mansur, kecepatan seperti ini menjadikan sebab wajar rubuhnya crane yang menimpa Masjidil Haram.

Bagaimanapun, laporan cuaca yang terpercaya menyatakan kecepatan maksimal angin pada 11 September di Makkah tidak melebihi 22 km/jam. Laporan ini bisa diakses dari situs mutawatir seperti weather.org dan worldweatheronline.com. Laporan situs cuaca ini bertentangan dengan klaim Riyadh yang seakan melebih-lebihkan kecepatan angin dan menjadi pembenaran sebab tragedi berdarah itu.

Menurut beberapa media yang konsern pada bidang cuaca, sapuan angin pada saat ‘tragedi crane’ sedang mengarah ke barat laut. Ini berkebalikan dengan fakta arah jatuhnya crane yang justru mengarah ke arah sebaliknya: barat daya. Catatan lainnya menunjukkan bahwa jatuhnya crane menimpa tempat yang berlokasi di belakang makam Nabi Ibrahim as, salah satu tempat yang paling padat dikunjungi jamaah haji.

Kegemparan yang mendunia dan keraguan publik atas penjelasan resmi yang mengiringi Tragedi Masjidil Haram kontan mengingatkan sebagian kalangan pada peristiwa serangan teroris atas Gedung WTC di Amerika Serikat, yang juga bertepatan pada 11 September. Adakah kemungkinan tragedi Masjidil Haram juga berlatar sabotabe? Siapa yang diuntungkan? Dunia kini menanti penjelasan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud yang telah menjanjikan investigasi penuh atas Tragedi Masjidil Haram.  

 

Edy/ dari berbagai sumber. Foto: cbc.ca

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *