Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 19 November 2015

Benarkah “Ada Surga di Rumahmu” Film Syiah?


Sutradara film “Ada Surga di Rumahmu”, Aditya Gumay, akhirnya angkat bicara soal tuduhan sebagian kalangan yang mengatakan ada muatan Syiah dalam film garapannya itu. Tuduhan itu berhembus untuk kedua kali, menjelang pemutaran ulang film di salah satu stasiun TV swasta.

“Untuk masalah Syiah di film saya, itu gosip yang tidak pernah kami (saya dan Mizan) tanggapi. Tapi sekarang saya mau menjelaskan, supaya masyarakat tidak salah paham dan terhasut fitnah tentang Syiah tersebut, yang tidak ada seujung kuku pun tersirat di film “Ada Surga di Rumahmu”,” kata Aditya dalam pesan singkatnya via media sosial.

Menurut Aditya, saat isu merebak di awal beredarnya film pada April lalu, dirinya enggan menanggapi karena khawatir dianggap memanfaatkan isu untuk mempromosikan film.

“Sekarang karena film sudah tidak edar lagi, saya baru mau bicara. Karena fitnah ini ternyata terus berkelanjutan. Kalau dianggap Mizan (Haidar Bagir) pengikut Syiah, saya sungguh meragukan hal itu. Saya telah memproduksi dua film dengan Mizan; Emak ingin Naik Haji dan Ada Surga di Rumahmu. Dalam proses produksi (pra dan pasca produksi), saya sering berkumpul dengan Pak Haidar yang rendah hati, saleh, berilmu luas, teliti, memiliki cita rasa seni yang tinggi dan kami sering salat berjamaah dengan cara Suni. Demi Allah, saya saksikan beliau menjadi imam salat dengan cara Suni,” lanjut Aditya.

Bagi sutradara kelahiran Jambi ini, beragam buku termasuk buku tentang Syiah yang diterbitkan Mizan itu merupakan bahan pengetahuan tentang semua mazhab yang ada dalam Islam untuk semua orang.

Peraih penghargaan “Sutradara Terpuji 2010” ini juga mengatakan  bahwa film garapannya “Emak Ingin Naik Haji” sempat tayang di Pagelaran Budaya di Iran. Adegan sholat dengan cara Suni dan dialog tentang hadis dalam film sempat membuat Aditya ini cemas akan dihujat dan ditinggalkan penonton yang mayoritas Syiah.

Tapi yang terjadi sebaliknya, lanjut Aditya, banyak penonton memberinya ucapan selamat dan bahkan ada yang memeluk dirinya sambil menangis karena terharu pada alur ceritanya. Aditya juga mengenang kala dia shalat di masjid Iran dengan cara Suni. “Tak satu pun yang menegur atau mengganggu saya,” katanya.

Di akhir penjelasannya, Aditya berharap pada setiap orang untuk tidak menjadi bagian dari penyebar fitnah. Karena fitnah lebih kejam dari pembunuhan, katanya

 

Anisa/IslamIndonesia. Gambar: 21cineplex.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *