Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 13 June 2012

Belajar Pluralisme di Indonesia dan AS


JAKARTA – Pluralisme merupakan sebuah kondisi yang dapat mendatangkan banyak manfaat. Namun, jika tidak diiringi dengan rasa toleransi yang tinggi, maka tidak jarang berbagai konflik kerap kali terjadi.

Lewat kerjasama dengan US-Indonesia Partnership Program for Study Abroad Capacity (USIPP), beberapa mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mendapatkan kesempatan untuk memperkaya ilmu dan pengalaman lewat tema ‘Religious Plurality, Democracy, and Multiculturalism’.

Ketua panitia kegiatan Heru Pramana Yuda menyampaikan, pada kegiatan kali kedua ini UGM bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) dan dua universitas di Amerika Serikat, yakni LeHigh University dan University of Michigan. “Kegiatan ini diselenggarakan selama satu bulan. Dalam dua minggu kegiatan dilaksanakan di Jakarta dan Yogyakarta, sedangkan dua minggu berikutnya di Pennsylvania dan Micighan,” kata Heru, seperti disitat dari laman UGM, Selasa (12/6/2012).

Heru menyebutkan, kegiatan pertukaran mahasiswa ini diikuti oleh empat mahasiswa dari Indonesia dan empat mahasiswa dari Amerika Serikat. Delegasi Indonesia diwakili oleh Anggita Pramesti (Hubungan Internasional UGM), Cindhi Cintokowati (Akuntansi UGM), serta Cut Nuri Hikmah Shabry dan Soulaya Lestary dari Universitas Indonesia (UI). Sementara itu, delegasi Amerika Serikat diwakili oleh mahasiswa dari Lehigh University, yakni Elli McGuire, Shannon Cassidy, Angela Farren, dan Theresa Meija.

Selama di Yogyakarta seluruh peserta akan mengikuti kegiatan lecturing bersama GPBH Prabukusumo, Amin Rais, dan Alissa Wahid. Di samping itu, peserta akan diajak berdiskusi dan merasakan tinggal bersama di Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang, dan Seminari Mertoyudan.

“Hal yang unik dari kegiatan ini peserta dapat merasakan langsung bagaimana pluralisme, demokrasi, dan multikulturalisme yang berkembang di masyarakat melalui kegiatan bersama sejumlah komunitas di Yogyakarta, seperti Jogja Hiphop Foundation dan Hijabers Community Yogyakarta,” tuturnya.

Dia menambahkan, sejumlah aktivis muda yang bergerak di bidang keagamaan di UGM, seperti Jamaah Solahudin, Keluarga Mahasiswa Buddhist, Keluarga Mahasiswa Hindu, Keluarga Misa Katolik, dan Persekutuan Mahasiswa Kristen, ikut andil dalam kegiatan kali ini. ”Usai kegiatan di Yogyakarta, Sabtu depan 17 Juni 2012 peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan di Amerika Serikat selama dua minggu,” sebutnya.

Perwakilan LeHigh University Lloyd Steffen mengemukakan, program pertukaran mahasiswa ini merupakan hasil inisiasi Presiden AS Barack Obama dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk mempererat hubungan kedua negara, salah satunya adalah dengan pertukaran mahasiswa. “Dengan program ini harapannya mahasiswa dari Amerika dapat belajar langsung bagaimana agama berperan di Indonesia. Dengan mayoritas penduduk hampir 90 persen beragama Islam, tetapi tetap bisa melakukan sistem demokrasi,” ungkap Lloyd.

Sementara itu, Angela Farren, mahasiswi LeHigh University, mengatakan, selama satu minggu di Jakarta, dia telah mengunjungi sejumlah instansi pemerintah dan organisasi keagamaan, antara lain kantor Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Mahkamah Konstitusi. Dari beberapa kegiatan yang telah dilalui, dia melihat Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman layaknya di Amerika. ”Presiden Obama menyatakan, Amerika merupakan negara yang penuh keberagaman, ternyata hal tersebut juga ada di Indonesia,” imbuh Angela.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *