Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 08 November 2017

Begini Khotbah Nikah Kiai Said di Pernikahan Bobby-Kahiyang


islamindonesia.id – Begini Khotbah Nikah Kiai Said di Pernikahan Bobby-Kahiyang

 

Hari ini, 8 November, perhatian masyarakat Indonesia umumnya tersita ke perhelatan royal wedding, pernikahan antara Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution. Ribuan orang hadir dalam acara ini, termasuk pada petinggi negeri mulai dari menteri, gubernur, tokoh dan alim ulama, serta para duta besar dari negara sahabat.

Banyak hal yang menarik dan terjadi dalam perhelatan agung ini. Mulai dari antusiasme masyarakat, tata cara dan budaya yang dipakai, hingga kuliner pernikahan yang kabarnya dibuat sendiri oleh kakak Kahiyang, Gibran Rakabumi. Tapi yang tak kalah menarik, adalah khotbah nikah yang disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kiai Haji Said Aqil Siradj.

Dalam khotbah nikah yang berlangsung dalam durasi lebih dari sepuluh menit itu, Kiai Said memulai dengan pengantar yang cukup esensial tentang perspektif keislaman dan keindonesiaan. Beliau katakan, “Nikah adalah ibadah”, ibadah harus dimulai dan merujuk pada syariat Allah dan sunah Rasululullah SAW, yang di dalamnya terdapat syarat-syarat dan rukun.

Adapun yang selebihnya, menurut alumni Pondok Pesantren Kyapyak Yogyakarta ini, “Merupakan budaya Islam Nusantara. Akadnya merupakan syariat, selebihnya adalah budaya yang kita lestarikan, merupakan bagian dari Islam Nusantara”.

Kemudian dalam khotbah nikah ini, beliau mengurai makna surat Ar Rum ayat 21, yang dibacakan oleh qari dalam acara tersebut.

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

Terkait isi ayat ini, Kiai Said menjelaskan bahwa salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang Mutlak adalah terjadinya perjodohan. Karena hanya Allah Yang Mahatunggal, selain Allah pasti membutuhkan pasangan. Oleh karena itu yang kita saksikan hari ini adalah salah satu dari tanda kebesaran dan keagungan Allah SWT.

Kemudian, beliau melanjutkan, bahwa kata khalaqa dalam Bahasa Arab disebut kata kerja, yang memiliki dua makna atau kosa kata. “Kosa kata pertama “khalqun”, dan kosa kata kedua “khuluqun”. Khalqun artinya ciptaan Allah yang bersifat fisik, material, parsial, dimensial, temporal. Adapun kedua, kosa kata dari kholaqa, khuluq, adalah ciptaan Allah yang universal, ideal…,”

Oleh karena itu menurut beliau, pertemuan Bobby dengan Kahiyang ini bukan hanya pertemuan yang bersifat fisik, tapi lebih dari itu. “Ini adalah pertemuan khuluq, pertemuan akhlaq, budaya, peradaban, martabat, kepribadian”.

Kemudian, terkait kalimat “litaskunuu ilayhaa” dalam surat Ar Rum ayat 21, beliau menjelaskan, bahwa sebuah pernikahan pasti akan membangun rumah sebagai tempat tinggal. Karena itu pernikahan juga disebut dengan rumah tangga. Pasangan suami istri, mungkin akan memiliki rumah yang bagus dan mewah. Tapi menurut beliau, itu semua tidak ada artinya kecuali kalau ada sakinah.

Menurut Kiai Said, kata sakan bisa berarti rumah, dan sakinah adalah ketenangan. Sakinah bukan terletak pada pangkat dan kedudukan, atau ketenaran. Sakinah atau ketenangan adanya di hati orang yang beriman. Maka orang beriman hidupnya akan tenang, dan orang yang memperoleh ketenangan berarti orang yang beriman. Karena iman adanya dihati, taqwa adanya di hati, sakinah adanya di hati.

Kemudian beliau melanjutkan kembali petikan surat Ar Rum ayat 21 yang berbunyi “waja’alabainakum mawaddatan wa rohmah..”.

Adapun mawadda dalam ayat ini menurut beliau adalah kasih sayang yang timbal balik. Sedangkan rahmah adalah puncak dari mawadda, atau kasih sayang yang sudah mencapai puncaknya, sudah mencapai tuma’ninah, masing-masing tidak lagi masih memiliki kepentingan, tapi sudah menjadi kesatuan, yang kesatuan ini berada di dalam naungan rahmat Allah SWT. Itulah arti dari berkeluarga, menurut beliau.

Selanjutnya, terkait kalimat “Innafizalikala ayatilliqaumiyatafakkarun”, menurut kyai Said, pada prinsipnya pernikahan adalah rahasia Allah SWT. Kiai Said mengambil contoh dalam hal ini dirinya sendiri.

Pada masa kanak-kanak, beliau dimandikan oleh orang tuanya, siapa sangka sekarang menjadi ketua PBNU. Atau seperti Ibu Noto (ibunda Jokowi), siapa sangka anak yang dilahirkannya sekarang menjadi Presiden Indonesia. Menurut Kiai Said, perjalanan sebuah biduk rumah tangga adalah perjalanan menyingkap rahasia-rahasia Allah SWT.

Terakhir, Kiai Said mengutip Alquran Surat Al Baqarah ayat 187 yang bunyinya “…, sesungguhnya istri adalah pakaian bagi suami, dan suami adalah pakaian bagi istri..”, menurut beliau arti ayat ini adalah bahwa suami harus menutupi kekurangan istri dan istri harus merahasiakan dengan rapat-rapat kekurangan suami. Yang paling berbahaya bila suami menceritakan kekurangan istri di hadapan orang lain, terlebih orang itu adalah perempuan.

Sebaliknya, akan berbahaya bila istri menceritakan kekurangan suami di hadapan orang lain, terlebih orang itu adalah laki-laki. Bila sampai terjadi, inilah awal mula petaka dalam rumah tangga.[]

 

 

AL/islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *