Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 07 October 2017

Begini Cara STAIN Pare Pare Tangkal Radikalisasi


islamindonesia.id – Begini Cara STAIN Pare Pare Tangkal Radikalisasi

 

Untuk menangkal paham dan gerakan radikal, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pare-pare akan memperkuat regulasi. Aturan ini antara lain mengatur larangan bagi mahasiswa, dosen dan karyawan untuk mengikuti organisasi yang telah dilarang pemerintah.

Penegasan itu disampaikan Rektor STAIN Pare Pare Ahmad Sultra Rustan saat memberikan sambutan dalam acara Fokus Group Discussion (FGD) Wakil Rektor/Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN),  Jumat (6/10/2017), di Pare Pare.

“Kita perlu membentengi mahasiswa kita untuk tidak masuk pada organisasi radikal. Salah satunya dengan memperkuat regulasi yang ditetapkan Kementerian Agama dalam menangkal bahaya radikalisme dan terorisme,” kata Sultra Rustan, seperti dirilis laman kemenag.go.id

Rektor yang sedang menyiapkan kampusnya berubah menjadi IAIN ini mengaku dirinya pernah diajak bekerjasama oleh kelompok berpaham radikal yang akan menitipkan 40 mahasiswa kuliah di STAIN Pare Pare. Namun mereka tidak mau mengikuti aturan yang tertuang dalam kode etik mahasiswa IAIN. Akhirnya kami tegas menolak kerjasama tersebut.

Menurut Rustan, kode etik mahasiswa STAIN Pare Pare sudah jelas mengatur cara berpakaian mahasiswa. Misalnya, tidak boleh memakai cadar bagi mahasiswi, dan tidak boleh memakai celana jin bagi mahasiswa. “Agar peraturan yang tertuang dalam kode etik berjalan dengan baik telah ditetapkan Dewan Pengawas Kode Etik STAIN Pare Pare,” lanjut Rektor.

Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Diktis Syafriansyah mengharapkan FGD ini mampu menghasilkan rekomendasi-rekomendasi positif dalam memperkuat program kemahasiswaan. “Program revoluasi mental yang menjadi konsen Presiden Jokowi dapat diimplementasikan untuk memperkuat komitmen kebangsaan PTKI,” kataya.

Syafriansyah mengingatkan target 1 juta mahasiswa pada tahun 2019 yang telah ditetapkan dalam Renstra Ditjen Pendidikan Islam juga harus diimbangi dengan penyiapan sarana prasarana pembelajaran, kurikulum dan program-program kemahasiswaan yang inovatif.

Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan STAIN Pare Pare Abu Bakar Juddah berharap agar kebersamaan dan kekompakan WR/WK III terus terjaga dan FGD ini dapat menghasilkan pemikiran yang produktif untuk kemahasiswaan. “Kebersamaan akan mendatangkan kekuatan dan kekuatan akan mendapatan keberuntungan,” kata Abu Bakar.

Ketua Forum WR/WK III, Syamsul Rijal berharap agar FGD ini memberikan motivasi dan inspirasi dalam mengembangkan kegiatan kemahasiswaan yang dapat dikenang. “Waktu kita menjadi pejabat terbatas, maka kita harus mampu membuat gebrakan, aktivitas, karya dan program yang dapat dikenang oleh publik setelah kita tidak jadi PR III,” ujarnya.

Syamsul meminta agar masing-masing wilayah, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTB dan sekitarnya membuat program prioritas pengembangan kemahasiswaan.

Fokus Group Discussion (FGD) Wakil Rektor/Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) berlangsung pada tanggal 6-8 Oktober 2017 dan dihadiri oleh 56 WR/WK III PTKIN se-Indonesia.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *