Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 06 February 2014

Becak Listrik, Solusi Angkutan Tradisional Ramah Lingkungan


satuharapan.com

Keberadaan becak, sejak zaman Belanda hingga kini masih banyak diminati masyarakat. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, becak juga mulai berinovasi.

Jika sebelumnya becak menggunakan tenaga manusia, kini mulai muncul becak motor (bentor). Keberadaan bentor cukup diminati karena lebih mudah dalam penggunaan sekaligus tidak terlampau mengeluarkan banyak tenaga dalam mengoperasikannya.

Sayangnya, keberadaan bentor ini menuai masalah baru. Pertama, bentor dinilai kurang ramah lingkungan karena menggunakan premium yang menghasilkan gas buang. Kedua, kecepatan bentor yang lebih kencang daripada becak konvensional dinilai rawan kecelakaan.

Polemik seputar bentor sempat mengemuka ketika ratusan pengemudi bentor berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa (28/1/2014) silam. Mereka menuntut agar bentor dilegalkan karena beberapa alasan. Salah satu alasan yang paling nyaring terdengar adalah usia para pengemudi becak yang rata-rata sudah tak muda lagi sehingga menyulitkan bagi mereka jika harus mengayuh becak sepanjang hari. Alhasil, bagi mereka bentor adalah solusinya.

Kini polemik becak dan bentor tampaknya telah menemukan solusi. Salah satunya adalah keberadaan becak listrik di Yogyakarta. Produk asli anak bangsa ini pertama kali dikenalkan oleh Muhammad Sunardi Putra, seorang siswa dari SMK PIRI 1 Yogyakarta.

Awalnya, siswa SMK ini membawa hasil karyanya dalam sebuah pameran di Banteng Vredeburg pada 13 Mei 2013 silam. Namun, ketika seorang pengusaha muda Winawan MR atau akrab disapa Wiwin Vegas melihat adanya peluang bagus tersebut, ia pun tertarik untuk mengembangkan dan memodifikasi becak tersebut agar lebih sempurna.

Becak listrik memiliki bentuk laiknya becak pada umumnya. Namun, satu perbedaan mendasar dari becak listrik adalah penggunaan dinamo yang menghasilkan listrik sehingga dapat menggantikan penggunaan tenaga utama. Dinamo ini diletakkan di tempat yang sama dengan pedal kayuh, sehingga jika listrik dari dinamo telah habis, maka pengayuh dapat menggunakan pedal untuk mengayuh sekaligus mengisi kembali (recharge) dinamo becak.

Dan, secara resemi becak listrik tersebut baru dikenalkan ke publik di acara “Car Free Day” pada Minggu (2/2) silam. Namun, menurut penuturan Darsono, pengayuh becak listrik mengatkan bahwa ia sudah menggunakan alat transportasi ini sejak sebulan lamanya.

“Kulo sampun sewulan ngagem becak listrik meniko (saya sudah satu bulan menggunakan becak listrik ini)”. Sehari-hari, pria asal Bumijo, Kota Yogyakarta ini menggunakan becaknya untukmenjemput anak sekolah.

Darsono menuturkan, jika becak listrik ini lebih nyaman dipakai dibandingkan dengan becak konvensional. Becak listrik dilengkapi dengan alat keamanan yang tidak dimiliki oleh becak konvensional, yaitu lampu sein dan rem cakram di roda bagian belakang.

Selain itu, becak listrik juga tidak menguras tenaga dan bisa menempuh jarak yang cukup jauh tanpa harus di-charge. “Becak ini saged diagem ngantos Bantul mas (becak ini bisa dipakai hingga ke Kabupaten Bantul),” demikian disampaikan Darsono. 

Pada dasarnya teknologi becak listrik merupakan turunan dari sepeda listrik yang telah lebih dulu muncul. Sebagai contoh, dinamo yang merupakan inti penggerak dari becak listrik ini diimpor dari Cina. Dinamo tersebut mampu menghasilkan daya hingga 500 watt sehingga mampu menarik beban hingga 300 Kg. Kapasitas penuh dinamo dapat diisi dengan cara di-charge selama 4 jam atau dikayuh dengan tenaga manusia. Dengan daya tersebut, becak listrik mampu menempuh jarak sejauh 60 Km dengan kecepatan 30 Km/jam.

Bagaimana, tertarik untuk mencoba?

 

Sumber: satuharapan.com

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *