Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 10 October 2017

Bangun Toleransi Lintas Agama Ala Forum Keserasian Sosial Pringsewu


islamindonesia.id – Bangun Toleransi Lintas Agama Ala Forum Keserasian Sosial Pringsewu

 

Di tengah masyarakat majemuk, baik dari sisi budaya maupun agama dan keyakinan yang dianut, dibutuhkan sikap saling menghormati antara beragam pihak yang latar belakangnya berbeda-beda. Dalam rangka itulah Forum Keserasian Sosial Desa Sumberagung menggelar Pertemuan dan Dialog Tematik bertema Membangun Toleransi Antar Umat Beragama, Senin (9/10/2017) di balai Desa Sumberagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.

Acara dihadiri oleh lebih dari 50 peserta, dibuka langsung oleh Wakil Bupati Pringsewu, H Fauzi. Pada kesempatan tersebut Wakil Bupati selain memberikan penguatan, juga menyerahkan secara simbolis Prasasti Keserasian Sosial.

Dialog menghadirkan nara sumber dari ormas lintas agama, diantaranya PC GP Ansor Pringsewu (Hisbullah Huda), PD Muhammadiyah Pringsewu (H Atorriyadi), Komcab Pemuda Katholik Pringsewu (Didik Budiawan) dan Parisada Hindu Dharma Pringsewu (I Nyoman Desten). Para nara sumber menyampaikan materi Toleransi Antar Umat Beragama dilihat dari sudut pandang agama yang berbeda-beda.

Hisbullah Huda atau yang akrab dipanggil Cak His, menyampaikan materi dasar-dasar toleransi, dan secara spesifik menjelaskan tentang bagaimana mengukuhkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariah.

Dalam kaitannya dengan toleransi antar umat beragama, toleransi hendaknya dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain, dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan atau tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah, dari satu pihak ke pihak lain.

“Sikap toleransi antar umat beragama juga bisa dimulai dari hidup bertetangga, baik dengan tetangga yang seiman dengan kita maupun yang tidak seiman,” ujarnya.

Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolong-menolong. Hal ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika suatu saat beliau dan para sahabat sedang berkumpul, lewatlah rombongan orang Yahudi yang mengantar jenazah.

“Nabi langsung berdiri memberikan penghormatan. Seorang sahabat berkata, ‘Bukankah mereka orang Yahudi wahai Rasul?’ Nabi menjawab, ‘Ya, tapi mereka manusia juga,’” urai Cak His.

Karenanya sudah jelas, bahwa sisi akidah atau teologi bukanlah urusan manusia, melainkan Allah SWT dan tidak ada kompromi serta sikap toleran di dalamnya.

“Sedangkan kita bermuamalah dari sisi kemanusiaan kita,” tegasnya.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *