Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 01 October 2014

Bahrain, Penjara Terbesar Kedua di Timur Tengah


Demonstran Bahrain

Insiden penangkapan dan pembebasan aktivis hak azasi manusia terkenal di Bahrain, Maryam al-Khawaja membuat banyak pihak menengok kembali dengan serius kasus-kasus penangkapan para aktivis dan demonstran di negara yang luasnya hanya sebesar DKI Jakarta itu.

Sejak revolusi rakyat Bahrain menggelinding Februari 2011, penguasa Bahrain sudah  menerungku sedikitnya 2.000 warga Bahrain, baik aktivis atau sekedar peramai demo. Dengan luas wilayah hanya 990 km2  dan jumlah penduduk sekitar 1.332.000 jiwa per 2103, Bahrain menjadi negara kedua dengan jumlah tahanan terbanyak di seluruh Timur Tengah.

Maryam ditahan pada 30 Agustus lalu di bandara internasional Bahrain saat akan menjenguk ayahnya, Abulhadi al-Khawaja yang sudah dibui sejak April 2011 dan menggelar aksi mogok makan sebagai protes atas masa penahanannya yang tak kunjung berakhir.  Saat ditangkap, Maryam dituduh menyerang polisi dan dijanjikan akan segera bebas. Tapi ia  baru bebas pertengahan September lalu meski Komisi Tinggi HAM PBB lewat juru bicaranya meminta rezim Bahrain segera membebaskan Maryam.

Menurut para aktivis Bahrain,  sekitar 2.000-3.000  tahanan politik saat ini mendekam di berbagai penjara Bahrain.  Ada 20 penjara yang tersebar di seluruh wilayah Bahrain.  Selain itu, ada pula empat penjara khusus wanita.

Seorang  petugas Internasional Center of  Prison Studies (ICPS) yang berbasis di Inggris, mengatakan, “Menurut data kami, rerata populasi penjara di Bahrain adalah 175 per 100.000 penduduk. Ini lebih besar dari rerata [untuk  negara-negara Arab] di Timur Tengah”  Angka ini tepat berada di bawah United Arab Emirat dengan 283 tahanan per 100.000 penduduk.

ICPS memperoleh data dari Departemen Luar Negri Amerika plus beberapa estimasi lain karena rezim Bahrain sangat pelit berbagi data dan selalu menutup-nutupi tentang berapa sebenarnya jumlah tahanan di penjara-penjara Bahrain.

Bahrain Independent Commision of Inquiry (BICI) sempat meneliti penyiksaan yang dilakukan pasukan keamanan Bahrain. Menurut badan ini, ada lima tahanan yang tewas di dalam penjara Bahrain. Para tahanan diperlakukan dengan kasar, seperti dipaksa berdiri, dipukuli, disundut dengan perangkat listrik dan rokok, tidak diizinkan tidur, diancam akan digagahi, dimasukkan ke sel isolasi, digantung tangannya dan dijemur di terik matahari. Sementara saat menggerebek rumah tertuduh, pasukan keamanan Bahrain masuk paksa dengan mendobrak pintu, menggeledah rumah, menghina tertuduh dengan kalimat-kalimat berbau SARA. 

(Nisa/al-Akhbar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *