Satu Islam Untuk Semua

Friday, 24 August 2018

Atlet Berkerudung Indonesia Lincah Meraih Medali Asian Games 2018


Islamindonesia.id – Atlet Berkerudung Indonesia Lincah Meraih Medali Asian Games 2018

 

Mengenakan kerudung atau hijab tidak membuat atlet Asian Games Indonesia 2018 kehilangan fokus dan kelincahan.

Hijab adalah pakaian penting bagi perempuan beragama Islam yang berfungsi menutupi kepala, bagian tubuh depan dan belakang hingga kaki.

Dahulu olah raga minus perempuan yang mengenakan kerudung tapi kira-kira lima belas tahun terakhir – mungkin diawali dari negara-negara Islam seperti Pakistan dan Iran – perempuan atlet berkerudung semakin bertambah. Indonesia negara mayoritas berpenduduk beragama Islam pun menjadi pelopor penting perempuan berkerudung menjadi atlet prestasi.

Fokus dan fleksibilitas bergerak tetap bisa ditampilkan oleh perempuan atlet Indonesia. Lihatlah dua atlet panjat dinding Indonesia Aries Susanti dan Puji Lestari. Keduanya bertarung dalam Indonesian all finals nomor speed Sport Climbing. Fokus dan Fleksibilitas mereka sangat mengagumkan, padahal mereka berdua harus adu cepat memanjat dinding – melawan grafitasi.

Aries Susanti Rahayu akhirnya sukses merebut emas Asian Games 2018 pada cabor panjat Tebing pada nomor speed Sport Climbing di Jakabaring Sport City, Kamis (23/8/2018). Dia mencatatkan waktu tercepat 7,61 detik. Sedangkan medali perak Asian Games 2018 direbut Puji Lestari dengan 7,98 detik.

Aries Susanti Rahayu lahir 23 tahun lalu di Desa Taruman, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng). Aries Susanti Rahayu merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) jurusan manajemen dan bisnis.

Berdasarkan  data yang terdapat di laman IFSC, nama Aries Susanti kini menempati peringkat kelima dari daftar atlet wanita panjat tebing seluruh dunia setelah menjuarai IFSC World Cup 2018 kategori speed climbing wanita. Sebelum menyabet medali emas di IFSC World Cup 2018, Aries Susanti pernah mengikuti ajang tersebut di tahun sebelumnya dan hanya menempati peringkat ke-13.

Penampilan Prima juga diperlihatkan oleh peraih medali emas pertama Indonesia pada Asian Games 2018 Defia Rosmaniar pada nomor Women Individual Poomsae. Defia Rosmaniar mengalahkan Taekwondoin asal Iran, Marjan Salahshouri di pertandingan final – juga mengenakan hijab. Defia Rosmaniar menang dengan perolehan poin, 8.690 sedangkan atlet Iran yang meraih 8.470 poin.

Defia Rosmaniar dilahirkan pada 25 Januari 1995 dan kini berusia 23 tahun. Ia mulai terjun ke dunia olahraga pada tahun 2007 saat SMP.

Defia mulai mengukir prestasi sejak tahun 2013. Pada tahun 2013, Defia meraih medali perunggu nomor Women’s Team Poomsae di SEA Games 2013. 1 medali perunggu juga diraih Defia dari nomor Mixed Pair Poomsae.

Medali perunggu dari nomor Women’s Team Poomsae juga diraih Defia di SEA Games 2017. Di tahun 2017 lalu, Defia juga meraih dua gelar di Asian Indoor and Martial Arts Games 2017 Turkmenistan.

Defia meraih medali perak dari nomor Women’s Team Poomsae, dan medali perunggu dari nomor Women Individual Poomsae. Prestasi lain yang pernah diraih oleh Defia adalah 2 medali emas pada Austria Open Poomsae Vienna G1 Tournament 2017.

Tiga orang atlet Indonesia yang mengenakan kerudung itu hanya bagian kecil yang sudah menyumbang medali, masih ada lagi atlet hijab lain yang tengah bertarung, sebut saja Diananda Choirunnisa dari cabang Panahan atau Pipiet Kamalia dari cabang Pencak Silat.

 

Lj / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *