Satu Islam Untuk Semua

Monday, 21 October 2013

Aparat Jamin Jamaah GPIB Tetap Bisa Beribadah


Adanya ancaman suatu ormas terhadap Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Pelita Lubang Buaya, Jakarta Timur pada Kamis (17/10) membuat aparat Kecamatan Cipayung perlu memberikan pernyataan jaminan keamanan bagi para jemaat yang akan beribadah di gereja tersebut. Demikian berita yang dilansir oleh ucanews pada Senin (21/10). 

Menurut Camat Cipayung, Iin Mutmainah dirinya telah menginstruksikan jajaran Kelurahan Lubang Buaya dan Pengurus RW 12 (tempat gereja itu berada) untuk menjaga kelangsungan ibadah di sana tetap kondusif. 

“Kalau untuk anarkis mudah-mudahan tidak akan ada. Pengurus Kelurahan Lubang Buaya dan RW 12 sudah menjamin itu, tapi kalau ada pemasangan spanduk atau pernyataan itu hak warga negara,” kata Iin 

Camat Cipayung  itu menyatakan keherananannya dengan ancaman yang ditebar oleh ormas tersebut. Jauh hari, menurut Iin, pihaknya telah memberitahu  lewat dialog langsung dengan warga setempat bahwa  yang terjadi di Gereja GPIB Pelita adalah upaya renovasi, bukan pembangunan gedung baru seperti isu yang ditebarkan ormas tersebut. 

Hampir senada dengan pihak kecamatan, Kapolsek Cipayung, Kompol Ua Triyanto juga menyatakan kesiapannnya untuk menjaga keamanan gereja itu. Kendati hingga kini, isu unjuk rasa dari ormas tertentu itu belum terjadi, namun penurunan aparat di sekitar Gereja GPIB Pelita tetap dilakukan. 

“Kami tetap melakukan pengamanan sampai beberapa hari ke depan,” katanya. 

Menanggapi adanya isu unjuk rasa itu, Walikota Jakarta Timur, HR Krisdianto menyebut  seharusnya ketiaksetujuan pembangunan suatu rumah ibadah  harus disampaikan melalui mekanisme yang telah ada. Selain langsung kepada aparat setempat, ungkapan keberatan itu juga bisa disampaikan melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang ada di wilayah tersebut, tentunya dengan hujah yang kuat. 

 “Intinya semua dibicarakan secara persuasif, agar tidak timbul friksi. Kalau menurut saya, penolakan bukan dari masyarakat sekitar, tapi biasanya ada yang undang dari luar, tapi tentunya semua pihak tetap harus diberi pemahaman,” tegas Krisdianto. 

Seperti diberitakan berbagai media, di tengah proses renovasi bangunan yang dilakukan pihak gereja GPIB Pelita, muncul  berbagai spanduk yang di sekitar areal gereja. Isinya sebagian besar mengecam pembangunan gereja di wilayah tersebut. 

Akibat munculnya spanduk yang bernada ancaman itu, pihak kepolisian berkoordinasi dengan aparatur TNI sempat melakukan pengamanan di areal gereja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *