Satu Islam Untuk Semua

Friday, 11 April 2014

Apa yang Terjadi dengan Sopan Santun?


Muslimvillage.com

Saat ini, berbuat baik, menghormati orang lain, dan sopan santun seolah menjadi barang mahal, dan bahkan terlihat tampak sulit untuk dilakukan.

 

Banyak di antara kita (mungkin) telah melupakan beberapa tata krama yang sempat diajarkan sekolah, guru, orang tua, kakek-nenek, dan lainnya. Padahal, perihal akhlak tentu saja menjadi kunci bagi generasi masa depan mereka. Itu sebabnya (kita) tak henti-hentinya ditanamkan sopan santun oleh orang tua kita.  

Namun, setelah menonton, melihat dan mendengar apa yang ada di sekitar kita, ajaran yang ditanamkan leluhur kita pun kadang hilang atau terlupakan. Dalam dunia yang semakin hingar bingar ini, berbuat baik, menghormati orang lain, dan sopan santun seolah menjadi barang mahal, dan bahkan terlihat tampak sulit untuk dilakukan.

Tampaknya kurang baiknya akhlak ini, bukan karena kita tidak diajarkan, atau tidak termaktub dalam Al Qur’an dan Sunah. Namun, tampaknya ini lebih seperti kecerobohan umum dalam perilaku kita.

Dalam kehidupan sehari-hari, tampaknya kita lebih peduli pada harta kita daripada membantu orang-orang di sekitar kita. Kita sangat fokus pada materi, dan mengabaikan unsur spiritual. Kita mengotori jiwa diri sendiri dan juga mengotori jiwa-jiwa orang-orang di sekitar kita. Padahal, unsur spiritual merupakan kebutuhan dasar manusia—yang juga perlu diakui. Sehingga, ketika kita gagal menghormati orang lain, kita seolah menolak kehadiran mereka sebagai sesama ciptaan Tuhan.

Segala puji bagi Allah yang menciptakan alam semesta dan telah mengajarkan Nabi Muhammad Saw. dengan sebaik-baik akhlak. Kehadiran Rasul merupakan contoh bagi kita semua. Kita diperintahkan oleh Allah  untuk mengikuti Sunah, dan jika kita lakukan, kita tidak akan tersesat.

Allah berfirman, “Katakanlah: Jika memang kamu cinta kepada Allah, maka turutkanlah aku, niscaya cinta pula Allah kepada kamu dan akan diampuni-Nya dosa-dosa kamu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi penyanyang. Katakanlah: hendaklah kamu taat kepada Allah dan Rasul. Tetapi jika kamu berpaling, maka sesungguh­nya Allah tidak suka kepada orang-orang yang kafir.” (Qs. An-Nisa: 31-32).

Sopan santun merupakan refleksi perilaku baik batin seseorang. Perilaku kita merupakan imbas dari pikiran kita, dan karakter yang baik dan perilaku dimanifestasikan dalam tindakan kita. Ketika kita mengerahkan kekuatan yang kita miliki untuk diberikan kepada Allah sebagai Pencipta kita, sejatinya kita tengah mengakses cahaya kekuatan rahasia dari dalam diri kita; dengan sopan santun kekuatan ini dinyatakan secara lahiriah sebagai keindahan; keindahan jiwa dan tindakan.

Nabi Muhammad Saw. tidak pernah bersikap seolah-olah beliau lebih besar daripada yang lain. Dia juga tidak meremehkan orang, atau menyebabkan mereka malu atau menghina. Dia selalu menyapa orang-orang dengan ramah, dan menunjukkan rasa hormat kepada orang tua serta anak-anak. Dia pernah berkata: “Yang paling aku sayangi di antara umatku adalah mereka yang memiliki perilaku yang baik.” (HR. Al-Bukhari).

Namun, ketika kaum muda tidak segera menyambut saudara tua yang tinggal di sebelah rumah mereka, ketika mereka pergi bekerja dan kembali tanpa mengecek seseorang yang tinggal beberapa langkah dari pintu belakang mereka, adalah mengherankan jika anak-anak tidak repot-repot melakukannya dengan baik. Ketika orang tua berteriak pada anak-anak mereka, ini merupakan tanda bahwa mereka tidak menghormati perasaan mereka, sehingga bukankah tidak mengherankan jika pemuda hari ini bertindak ceroboh dan tidak menghormati orang lain?

Rasul Saw. mempraktekkan apa yang diberitakan; beliau menunjukkan bagaimana kita harus hidup sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Dia mendisiplinkan diri dengan tetap menjauhkan diri dari pertengkaran dan kebencian. Dia tidak pernah terlibat dalam bahasa yang buruk. Bagaimana sebagian besar kita tidak bisa menahan diri dari terlibat dalam masalah orang lain. Perilaku teladannya merupakan model ideal untuk kita ikuti. Dia menekankan pentingnya sopan santun. Dia berkata: “Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik dalam perilaku. (Muttafaq Alaih)

Etika dalam Islam berbeda dengan sistem etika lainnya karena berasal dari sumber Ilahi, wahyu dari Allah Ta’ala. Hal ini tidak dapat diubah, atau dimanipulasi sesuai keinginan kita. Ini berlaku terlepas dari waktu atau tempat. Sistem ini belum berubah selama ribuan tahun. Apa yang dianggap moral yang baik di masa lalu akan tetap sebagai moral baik sepanjang waktu. Apa yang dianggap sebagai moral buruk di masa lalu juga akan tetap demikian selamanya, bahkan jika masyarakat menerimanya sebagai norma. Sistem etika tidak terpengaruh oleh norma-norma budaya, karena Allah Ta’ala adalah Dia yang menentukan apa yang diterima dan apa yang tidak.

Al Qur’an sangat rinci dan jelas menyebutkan pentingnya sopan santun. Tidak ada sistem etika lainnya dapat menandinginya. Ini mengajarkan manusia bagaimana menangani setiap aspek kehidupan mereka; itu bukan sistem buatan manusia; itu adalah Din Allah. Dia membuatnya lengkap dan terintegrasi. Tidak seperti sistem etika lainnya, sistem moral Islam adalah paket yang sangat rinci dan lengkap. Islam membahas setiap aspek kehidupan manusia, tidak peduli seberapa kecil.

Islam membimbing moral kita yang berhubungan dengan individu, masyarakat, hubungan antara Muslim dan non-Muslim. Hal ini juga membimbing kita tentang bagaimana berurusan dengan penguasa dan bagaimana menghormati para ilmuwan. Islam bahkan mengarahkan kita tentang bagaimana berperilaku selama masa damai dan perang.

Sopan santun, menghormati diri sendiri dan menghormati orang lain berjalan beriringan. Jadi, hadiah indah apa yang akan Anda berikan kepada anak-anak Anda?

Imam Malik RA. pernah mengatakan, “Sunah itu seperti Ark, mereka yang mengikutinya akan diselamatkan, dan mereka yang tidak, akan binasa.” Wallahua’lam Bishowab.

 

Sumber: Muslimvillage.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *