Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 11 May 2014

Apa yang Akan Rasul Katakan Pada Boko Haram?


Muslimvillage.com

Boko Haram yang mengatasnamakan Islam sebagai motivasi mereka melakukan penculikan ini tidak ada bedanya dengan tindakan Adolf Hitler yang mengatasnamakan Kekristenan sebagai motivasinya dalam melakukan genosida.

 

Aku (Qasim Rashid) terbangun sekitar pukul 3 pagi, saat mendengar nama anakku masuk dalam daftar penculikan yang dilakukan Boko Haram. Nama-nama lainnya yang terdapat dalam daftar penculikan adalah anak-anak dari rekan kerja, teman-teman, sepupu dan kenalan.

Aku menyebutkan putriku karena sebagai orang tua aku tahu bagaimana memikirkan nasib-nasib para gadis korban penculikan itu—yang semuanya masih harus mengenyam pendidikan.

Masyarakat internasional akhirnya mengungkapkan kemarahan mereka dan berupaya membebaskannya dengan berbagai cara, seperti melalui gerakan hastag (#BringBackOurGirls). Aku terpaksa mengingatkan semua orang bahwa, aku mengutuk tindakan ini tidak hanya sebagai seorang ayah dan seorang manusia, tetapi juga sebagai seorang Muslim.

Boko Haram yang mengatasnamakan Islam sebagai motivasi mereka melakukan penculikan ini tidak ada bedanya dengan tindakan Adolf Hitler yang mengatasnamakan Kekristenan sebagai motivasinya dalam melakukan genosida.

Organisasi teroris ini melanggar ajaran Islam tentang perempuan.

Boko Haram melanggar Qur’an 24: 33, “Dan janganlah kamu paksa perempuan untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi.”—di mana mereka telah mengumumkan untuk berniat menjual gadis-gadis tak berdosa itu ke dalam prostitusi.

Boko haram juga melanggar Qur’an 4:19 yang menyatakan, “Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa,

Ayat ini dengan gamblang memberitahu untuk tidak seharusnya menahan mereka. Alquran menjelaskan bahwa tidak ada orang yang memiliki hak memaksa seorang wanita untuk alasan apapun.

Rasul Saw. bahkan ketika ajalnya hendak menjemput berpesan secara apik, “Bersikap baiklah kepada wanita. Jagalah mereka, karena mereka merupakan mitra terbaik bagi kalian.”

Kata-kata Muhammad Saw. ini secara jelas merupakan kewajiban bagi setiap laki-laki Muslim untuk menjaga dan menghormati hak-hak perempuan.

Begitu pun Rasul berpesan pada setiap perempuan Muslim untuk mengenyam pendidikan.

Tapi tentunya bukan berarti hanya pendidikan Islam, kan? Muhammad menyatakan, “Dia yang pergi keluar mencari ilmu di jalan Allah sampai ia kembali.”

Terbukti dengan semangat Rasul dalam hal ilmu, yang bukan hanya pandai dalam soal agama, tapi juga pengetahuan umum. Dan di mana umat Islam harus mencari pengetahuan? Pada saat Islam belum melakukan ekspansi melewati perbatasan Saudi, dengan bijak Rasul mengimbau, “Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China.”

Berkaitan dengan ilmu, Nabi Muhammad menambahkan, “Ilmu adalah harta yang hilang dari seorang Muslim, pungutlah di mana pun kamu menemukan itu.”

Di mana pun, termasuk Barat, menuntut ilmu bukan hanya kewajiban bagi non-Muslim, tapi juga sebagai salah satu kewajiban umat Islam, tak terkecuali bagi perempuan. Rasul bersabda, “Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.”

Pertanyannya, seberapa besar perintah Al Qur’an dan Rasulallah ini kita jalankan sebagaimana mestinya, dan diperankan secara nyata dalam sejarah Islam dan dunia?

Satu kata luar biasa.

Istri Nabi Muhammad Khadijah bukan hanya orang pertama yang menerima kenabian beliau, ia menjalankan bisnis perdagangan secara baik sebaagi CEO selama hidupnya. Dia adalah seorang pemimpin, pengusaha, ibu, dan istri. Ia mencakup semuanya, sebagai perempuan.

Demikian juga, dengan Aisyah, wanita yang diperistri Rasul pasca kematian Khadijah. Ia diakui dunia sebagai salah satu ahli hukum sejarah Islam terkemuka. Bahkan, ia dijadikan sebagai rujukan bagi para sarjana di As.

Bukan hanya tentang Khadijah dan Aisyah, beberapa kita mungkin telah mendengar sepak terjang perempuan luar biasa bernama Fatimah al-Fihri, yang pada sekitar tahun 859, dua abad setelah Nabi wafat, ia mendapat gelar sebagai perempuan pertama yang berhasil mendirikan universitas.

Fatimah merupakan seorang Muslim, seorang Afrika, perempuan, dan benar-benar mengubah sejarah dunia melalui pendidikan. Universitas yang didirikan al-Qarawiyyin kini menjadi universitas tertua di dunia.

Universitas Fatimah memberikan penghormatan yang besar kepada hak-hak perempuan, bahkan kampus ini berhasil meluluskan seorang pria Katolik muda bernama Gerbert of Auvergne. Mereka yang akrab dengan sejarah Katolik tahu bahwa Gerbert of Auvergne segera menjadi Paus Yang Mulia Sylvester II yang akhirnya memperkenalkan konsep nol dan angka Arab ke benua Eropa.

Semua ini karena seorang sarjana perempuan Muslim. Mungkinkah semua ini terjadi jika umat Islam memandang perempuan seperti halnya Boko Haram?

Mustahil.

Ya, Islam tidak hanya menyeru untuk mencari ilmu, tapi juga secara aktif menyeru agar memperhatikan pendidikan perempuan. Lihatlah contoh berkilauan dari Khadijah, Aisyah, dan Fatimah al-Fihri. Pendidikan tinggi perempuan dalam Islam mengantarkan kesetaraan dan meninggikan derajat Eropa hingga keluar dari Abad Kegelapan.

Memang, pendidikan adalah solusi untuk mengalahkan ideologi Boko Haram.

Dan, aku akan terus mengalami kesulitan tidur selama tahu bahwa anak perempuanku berada dalam kekuasaan orang paling mengerikan.

Semoga teroris ini menerima balasan, dan mungkin putri kami akan diberikan kesempatan untuk menjadi ulama masa depan.

 

Sumber: Muslimvillage.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *