Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 15 January 2014

Apa Kata Mereka?


Ajay Bhaskar

“Saya semakin yakin bukanlah pedang yang membuat Islam meraih kemenangan, melainkan murni kesederhanaan (ajarannya) yang mencerminkan kerendahan hati Nabi, rasa hormat pada perkataannya, kesetiaannya yang tak tertandingi kepada para sahabat dan pengikutnya, keberanian dan kepercayaannya yang penuh kepada Allah dan misi risalahnya. Semua ini dan bukan pedang, yang telah membawakan segala kebaikan dan membantu mengatasi semua rintangan.”

–M.K. “Mahatma” Gandhi (Young India, 1924)

 

“Waktunya tak akan lama lagi saat saya dapat mempersatukan para tokoh yang bijak dan terdidik dari semua negara dan membangun rezim-rezim setara yang bekerja berdasarkan Qur’an yang memang benar dan dapat membawa manusia kepada kebahagiaan.”

–Napoleon Bonaparte (Christian Cherfils, Bonaparte et Islam, Paris 1914)

 

“…jika orang sepertinya (Muhammad) memimpin dunia modern, dia akan berhasil memecahkan masalah dalam cara yang akan membawa perdamaian dan  kebahagiaan. Saya telah mempelajari dia (Muhammad), sangat jauh dari anti-Kristus. Bahkan dia harus disebut sebagai Juruselamat Kemanusiaan. Saya perkirakan ajaran iman Muhammad akan diterima Eropa pada masa datang sebagaimana ia mulai dapat diterima di Eropa kini.”

–George Bernard Shaw (The Genuine Islam, 1936)

 

“Pilihan saya atas Muhammad untuk memimpin daftar tokoh paling berpengaruh mungkin mengejutkan bagi sebagian orang, mungkin juga ada yang mempertanyakannya, tetapi dia memang satu-satunya tokoh dalam sejarah yang terbukti sangat berhasil sekaligus di level spiritual dan sekular.”

–Michael H. Hart (The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History, 1978)

 

“Kesiapannya menerima konsekuensi apa pun bahkan hilangnya nyawa demi keyakinan yang dimilikinya, karakter moral yang tinggi dari mereka yang percaya kepadanya dan menghormatinya sebagai pempmpin, dan pencapaian tertinggi yang berhasil diraihnya—kesemua itu membangun integritasnya.”

–Montgomery Watt (Mohammad at Mecca, Oxford 1953) 

 

“Bagaimana seorang laki-laki dengan tangan kosong mampu mengubah suku-suku yang bermusuhan dan masyarakat Badui menjadi umat yang kuat dan beradab, hanya dalam waktu kurang dari dua dekade? Sungguh jiwa besar yang tenang, yang tak mungkin lahir tanpa ketulusan. Dia hadir untuk menerangi dunia, sebagaimana diperintahkan Sang Pencipta.”

–Thomas Carlyle (Heros and Heros Worship)

 

“Kalau keagungan niat, ketiadaan bekal (peralatan, dukungan), dan hasil yang menakjubkan merupakan tiga kriteria kegeniusan, siapa yang berani dan mampu menandingi Muhammad? Banyak tokoh ternama ciptakan senjata, hukum dan kerajaan belaka. Mereka membangun, kalaupun bisa disebut membangun, tak lebih dari kekuasaan material yang sering runtuh di hadapan mata mereka sendiri. Namun lelaki ini membangun bukan hanya pasukan, hukum kemasyarakatan, kekaisaran, umat, dan dinasti, tetapi jutaan manusia di sepertiga kawasan dunia saat itu; dan lebih dari itu, dia menggerakkan altar-altar persembahan, dewa-dewa, agama, gagasan, kepercayaan dan jiwa-jiwa manusia…. Seorang filsuf, orator, pembawa risalah, pemimpin, pejuang, penakuluk gagasan-gagasan, pembaharu nilai-nilai, pendiri 20 kekaisaran wilayah dan satu kekaisaran spiritual, itulah Muhammad. Dengan merujuk semua standar ukuran kebesaran seorang manusia, kita boleh bertanya, adakah manusia lain yang lebih agung darinya?” 

–Alphonse de Lamartine (Histoire de la Turquie, Paris 1854)

 

“Dia adalah Cesar dan Paus jadi satu. Tetapi dia Paus tanpa pretensi Paus, Caesar tanpa pasukan Caesar, tanpa angkatan bersenjata, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa penghasilan; kalau ada laki-laki yang berhak mengatakan bahwa dia memerintah dengan kebenaran suci, maka dialah Muhammad, karena dia memiliki kekuasaan tanpa perlu instrumen-instrumennya.”

–Pendeta Bosworth Smith (Mohammed and Mohammadanism, London 1874)

 

“Mustahil mereka yang mempelajari kehidupan dan karakter Nabi Besar dari Arab itu, mereka yang tahu bagaimana dia mengajarkan nilai-nilai dan menjalani hidupnya, merasakan sesuatu yang lain kecuali rasa hormat dan kekaguman terhadap Nabi, salah seorang di antara para utusan Yang Maha Kuasa. Dan meskipun saya bisa mengatakan banyak hal yang juga dirasakan banyak orang, saya sendiri merasa setiap kali membaca kembali (kisahnya), sebuah kekaguman baru, rasa penghormatan baru, muncul dan saya rasakan terhadap Guru Agung dari Arab itu.” 

–Annie Besant (The Life and Teachings of Muhammad, Madras 1932)

 

“Inilah agama pertama yang menganjurkan dan mempraktikkan demokrasi, karena, di masjid, ketika panggilan shalat berkumandang dan para jamaah berkumpul, denokrasi Islam mewujud lima kali sehari yaotu ketika kaum miskin dan raja-raja berdampingan, sama-sama berlutut dan menyerukan ‘(Hanya) Allah Maha Besar’….”

–Sarojini Naidu (Ideals of Islam, Speeches and Writings, Mdras 1918)

 

“Dialah pelindung tepercaya dari orang-orang yang dilindunginya, yang paling manis, lembut dan menyenangkan dalam perbincangan. Mereka yang melihatnya akan tiba-tiba menyimpan rasa hormat dan kekaguman, mereka yang dekat dengannya akan mencintainya, mereka yang menggambarkannya akan berkata, ‘Tak pernah kulihat orang yang seperti dia sebelum dan sesudahnya,’ Dia tak banyak bicara, namun saat bicara dia melakukannya  dengan jelas dan lugas, dan tak seorang pun dapat melupakan perkataannya.”

–Stanley Lane-Poole (Table Talk of the Prophet)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *