Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 25 September 2013

Anak Jalanan pun Menghafal Alquran


Alquran akan memberikan syafaat bagi mereka yang dekat dengannya. Demikian sebut hadis Rasulullah SAW di sebuah riwayat. 

Maka, Alquran hakikatnya mudah dihafal oleh siapa pun tanpa melihat status sosial atau latar belakang kehidupannya. 

Keyakinan itu dipegang teguh Yayasan Rumah Tahfiz. Yayasan yang berdiri sejak 2010 ini mendidik anak-anak jalanan untuk menghafalkan Alquran sebanyak 30 juz. 

Puluhan anak jalanan dibina secara maksimal di lembaga ini untuk menghafal Alquran. Ini adalah kegiatan utama mereka sehari-hari.  Di samping itu, mereka juga harus tetap sekolah, mulai SD hingga SMP. 

“Kami ingin anak-anak yang mengalami kekurangan ekonomi bisa menjadi penghafal Alquran,” jelas Pembina Yayasan Rumah Tahfiz Joko Krismiyanto kepada Republika, Senin (16/9). 

Dia mengatakan, anak-anak yang mengalami keterbelakangan ekonomi kerap mengamen atau mencari uang. Padahal, semestinya aktivitas tersebut, menurut Joko, bukanlah pekerjaan mereka. 

“Anak-anak itu belajar,” paparnya. Daripada mereka ke jalanan, lebih baik mereka menghafal Kitab Suci umat Islam tersebut. 

Joko berkeyakinan, siapa pun berhak dan berpeluang menjadi penjaga Alquran. Allah SWT tidak pernah membatasi penjaga Alquran haruslah orang yang mampu secara ekonomi atau orang-orang tertentu saja. 

Yakni, golongan yang berekonomi menengah ke atas bisa. Akan tetapi, anak jalanan, anak yatim, dan anak-anak yang mengalami keterbatasan ekonomi juga berhak untuk menjadi penjaga Alquran 

Sejarah berdiri 

Joko mengutarakan, pendirian Yayasan Rumah Tahfiz bermula dari umrah yang ia laksanakan pada 2010. Dia beribadah di Tanah Suci agar menjadi manusia yang bermanfaat. 

Ketika itu, dia berharap agar segera diberikan keturunan dari pernikahannya. “Entah mengapa, saya tiba-tiba terinspirasi untuk memperhatikan anak-anak kaum dhuafa,” paparnya. 

Inspirasi itu dituangkannya dengan membangun yayasan dan Rumah Tahfiz yang tersebar di empat lokasi. Pertama, di Bendungan Hilir (Benhil) Jakarta Pusat dengan nama Rumah Tahfiz Raudhotul Ulum. 

Ada juga Rumah Tahfiz Nurul Badar di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Rumah Tahfiz Miftahul Jannah ada di Bogor. Di Pluit Jakarta Utara, dia mendirikan Rumah Tahfiz al-Izzah. “Semuanya khusus buat anak-anak dhuafa,” paparnya. 

Para peserta tahfiz, menjalani pendidikan di rumah tahfiz selama sembilan tahun. Ada juga yang lebih singkat lagi, sesuai dengan tingkat pendidikannya. 

Perekrutan peserta didik dilakukan dengan seleksi. Syarat utamanya adalah ketidakmampuan ekonomi dan keinginan untuk menghafal Alquran. “Kita tanya komitmen mereka menghafal Alquran,” imbuhnya. 

Para santri yang tak lain ialah anak-anak dhuafa dan sebagian besarnya adalah anak jalanan itu berkewajiban menyetor hafalan Alquran. Proses penghafalan biasanya usai shalat Subuh dan bakda shalat Maghrib.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *