Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 28 January 2014

Alpujarras, Indahnya Benteng Terakhir Islam Andalusia


www.rusticblue.com

Islam pernah digdaya di dataran Eropa lewat Andalusia. Dengan kota-kota memancarkan sinar ilmu pengetahuan juga peradaban tinggi. Meski Andalusia telah runtuh, jejak keislaman masih abadi mewarnai dalam segi kehidupan masyarakatnya.

Di antara sekian jejak keislaman yang tersisa di Spanyol, Granada menjadi benteng terakhir umat Islam. Terletak di selatan kota Madrid, plasa dan kafe di bukit mewarnai indahnya pemandangan kota ini. Tak heran, Granada adalah kota yang berarti keindahan, Granada yang artinya kecantikan atau keindahan.

Berada di ketinggian 669 meter di atas laut, kota indah dengan beberapa pemandangan singkat gunung tertutup salju menjadi hadiah bagi siapa saja. Dan di lereng gunung Alpujarras terdapat perkumpulan sisa-sisa komunitas Muslim terakhir Spanyol. Sekelompok Muslim asli Andalusia yang memiliki peran sebagai penjaga terakhir Islam Spanyol. Granada cantik, semakin terlihat menarik dan tenang dalam hari-harinya berkat masyarakat Muslim di lereng gunung ini.

Pada abad ke-15, Alpujarras adalah daerah berkembangnya sutra, jumlah penduduk 150.000 orang di 400 desa. Produksi sutra mentah ketika itu berasal dari pengrajin sutra dari daerah Granada dan Almeria. Sisem irigasi yang canggih serta geografis yang curam di lereng pegunungan mendukung berkembangnya sutra di Alpujarras.

Ulat sutera telah diperkenalkan kepada Alpujarras ratusan tahun sebelumnya oleh raja-raja Berber di Andalusia. Dan kondisi berhutan Alpujarras terbukti lokasi yang ideal untuk serangga dan panen mereka yang berharga.

Alpujarras yang indah berubah mencekam ketika invasi raja Spanyol terjadi. Islam dengan segala identitas, baik iman dan atributnya dihapuskan lewat targedi berdarah Reconguista. Kekuasaan Islam di Spanyol berakhir pada masa pemerintahan  Sultan Abu Badullah bin Abil Hasan, orang Eropa menyebutnya dengan Emir Boabdil. Raja Ferdinand II dari Aragon dan Ratu Isabela I dari castilla berhasil merebut Andalusia dan melakukan penghapusan Islam di kota ini.

Pada 1567 sebuah dekrit yang keras keluar dari Philip II yang melarang nama, pakaian, dan atribut Islam atau Arab. Hal itu memicu pemberontakan yang menyebabkan dua tahun perang gerilya dan menghancurkan lereng bukit pegunungan tempat bercocok tanam.  

 

Mengunjungi Alpujarras

Alpujarras adalah tujuan yang sempurna untuk berlibur. Ada pilihan menantang dengan mendaki gunung setempat seperti Mulhacen atau sekadar jalan santai dan menikmati tenang pemandangan.

Para pelancong harus berhati-hati sebab semakin berada pada ketinggian gunung, suhu akan semakin dingin bahkan di musim semi dan gugur sekalipun. Waterproof, pakaian hangat, dan sepatu yang baik perlu dipersiapkan untuk menjelajahi gunung di Alpujarrasa meskipun cuaca sedang panas dan cerah di Granada.

Perjalanan terbaik ke tempat ini adalah akhir musim semi dan awal musim gugur. Kondisi tidak terlalu panas, tetapi pegunungan cenderung aman dari hujan serta salju berat. Mempesiapkan perjalanan pun harus dipersiapkan sejak jauh hari dengan memesan pada periode sekitar Juli dan September.

Sebagian besar desa-desa di Alpujarras mudah diakses dan memiliki kekayaan situs menarik, seperti gereja dan sisa-sia kehidupan desa di masa lalu. Di Bubion, terdapat museum Casa Alpujarrena, dikelola oleh seorang penduduk tua dengan koleksi sebagian besar tentang pertanian dan peralatan domestik serta foto-foto lama dari kehidupan desa.  

 

Makanan

Menurut beberapa sejarawan, memelihara serta memakan babi bersama keluarga setiap akhir tahun adalah salah satu cara untuk membuktikan bahwa masyarakat yang dulunya Muslim telah benar-benar memluk Kristen sesuai paksaan pemerintahan Spanyol saat itu.

Di pedesaaan seperti Alpujarras dengan tempat-tempat tradisional sangat wajar untuk melihat sajian menu tidak halal. Salah satu pilihan pengunjung Muslim adalah dengan membeli makanan di Granada atau memilih makanan berupa sayuran di Alpujarras.

Alpujarras, benteng terakhir umat Islam. Invasi Raja Ferdinand pada abad 15 menyisakan cerita dari kehidupan masyarakatnya. Dan Islam, dengan kedigdayaan ilmunya ketika itu tetap saja akan terus membekas di Spanyol.  

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *