Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 22 October 2014

Agro Pesantren di Ponpes Raudhatul Istiqomah


Santri di salah satu pondok pesantren

Biasanya, pondok pesantren selalu mengajarkan santri-santrinya untuk berkutat pada kitab kuning atau hafalan nahwu sharaf. Sehingga tak heran jika banyak lulusan pesantren yang jago pada persoalan tata bahasa Arab. Tapi, pesantren yang menghasilkan wirausaha itu sangat jarang bahkan bisa dibilang langka.

Nah, langkanya pondok pesantren yang menghasilkan wirausahawan itu rupanya diisi oleh Pesantren Raudhatul Istiqomah, yang terletak di Desa Suko Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Dalam dua tahun terakhir, pesantren ini mengembangkan kewirausahaan kepada santrinya. Mempunyai lahan pertanian seluas 2 hektar, pengasuh pondok ini mengajak santrinya untuk bercocok tanam.

Tidak hanya bercocok tanam, mulai tahun ini, pesantren juga mempunyai unit usaha berupa ternak itik potong. Pada awalnya, ada sekitar 500 ekor yang dijadikan sebagai modal usaha. Dalam tiga bulan sekali mereka menjualnya kepada pedagang yang sudah bekerja sama. Kini usaha tersebut berkembang menjadi 1.500 ekor.

“Kami menyadari tidak selamanya santri tersebut mukim di pesantren. Ketika kembali ke masyarakat luas, selain ilmu agama, mereka juga harus mampu bekerja. Karena itulah kami mempunyai kewajiban untuk memberikan mereka modal skill. Sehingga saat di masyarakat tidak canggung lagi,” ujar Pengasuh Pesantren Raudlatul Istiqomah Ahmad Juaini As’ad.

Gus Jon, demikian biasa disapa, mengungkapkan ke depannya pesantren tersebut akan dikembangkan menjadi agro pesantren. Selain punya lahan pertanian, banyak santri yang berasal dari kalangan petani dan buruh tani. Dengan begitu perkembangan tersebut akan berdampak positif.”Basis santri kami kebanyakan kelas ekonomi ke bawah,” jelasnya.

Terkait dengan kepemimpinan Pesantren Raudlatul Istiqomah, Gus Jon mengatakan pada saatnya kelak ia akan menyerahkan kepada putra pamannya. Menurutnya, saat ini yang diharapkan untuk meneruskan perjuangan KH. Abdul Basith As’ad adalah putra keempatnya yakni As’adul Kholqih. Saat ini sepupunya tersebut masih menimba ilmu di Pesantren Tahfid PPTQ Malang. “Insya Allah ketika dirinya sudah siap, maka akan saya kembalikan amanah paman tersebut,” ungkap suami dari Malikah Bulqis tersebut.

(Wahyu/berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *