Satu Islam Untuk Semua

Friday, 07 March 2014

Agama Bukan Aktor Agama


foto:islam.com.kw

Salah besar jika ada orang yang menyalahkan ajaran agama sebagai biang keladi dari segala tindak kekerasan


Agama telah gagal membawa damai. Demikian bunyi status beberapa kawan yang saya  baca di media sosial. Benarkah? Bagi saya pribadi, pernyataan tersebut mengandung  kesan bahwa agama pada hakikatnya tidak indah dan damai, sebuah bentuk logika terbalik, karena pertama: agama dan pembawa agama itu dua sisi berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan, ibarat dua sisi mata uang; kedua: agama itu asalnya indah dan damai, jika ada kejadian kekerasan atas nama agama, itu bukan karena doktrin agama, tetapi aktor agama itu yang perlu disalahkan. Sejarah mencatat pada hakikatnya agama dibuat untuk membawa perdamaian; ketiga:  pernyataan di atas menafikan adanya perjuangan seperti yang telah dilakukan Nabi Muhammad Saw. , Mahatma Gandhi,  Nelson Mandela, Gus Dur , Dalai Lama dan tokoh-tokoh agama pro perdamaian lainnya.

Memang tak bisa dinafikan, bagi kalangan tertentu, agama menjadi justifikasi untuk berbuat amoral dan ahumanis seperti halnya terorisme, separatisme, radikalisme. Ini menjadi semakin parah ketika himbauan untuk mempraktekan tindak kekerasan justru muncul dari kalangan elit agama sendiri. 

Namun secara esensi, sesungguhnya agama-agama seperti Islam, Kristen, Yahudi, dan lainnya, mengajarkan kepada umatnya untuk bertindak  pro kepada kemanusiaan. Lantas mengapa banyak penganut agama keluar dari koridor itu? Saya pikir karena sebagian penganut agama telah memisahkan agama dengan pembawa agamanya, sebagimana yang sudah saya katakan diatas, keduanya ibarat dua sisi mata uang. Contoh kecil, jika kita kuliah di sebuah kampus, secara otomatis kita harus taat kepada aturan-aturan yang telah ditetapkan, jika tidak maka jangan harap kita akan sukses. Kesuksesan tidak ditentukan oleh kekayaan dan kemiskinan, tetapi bagi mereka yang taat pada rel kehidupan alam sekitarnya.

Itulah agama, jika agama adalah sumber inspirasi maka pembawa agama adalah sumber peraturan. Jika pembawa agama sudah dipisahkan maka setiap manusia akan memahami agama dengan akalnya sendiri dan membuat aturan dan bertindak sesuai dengan apa yang didapatkan dan dipahami mengenai agama tersebut.Tulisan ini pada hakikatnya, mengajak kepada khalayak untuk kembali kepada ajaran agama yang membawa perdamaian, keindahan dan kebajikan.

 

*) Mahasiswa Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al-Hikam Depok

 

Sumber: Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *