Satu Islam Untuk Semua

Friday, 13 September 2019

Ada Tangan Habibie di Balik Lahirnya Tafsir Al Misbah: Quraish Shihab


islamindonesia.id-Ada Tangan Habibie di Balik Lahirnya Tafsir Al Misbah: Quraish Shihab

Mufasir Quraish Shihab mengungkapkan, lahirnya kitab Tafsir Al Misbah tak bisa dilepaskan dari jasa Presiden ketiga Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie. Habibie lah yang memberi kuasa kepada Quraish Shihab untuk menjadi duta besar di Mesir sehingga akses keilmuan untuk penulisan Tafsir Al Misbah terbuka luas.

“Saya ditugaskan oleh Pak Habibie menjadi duta besar di Mesir kemudian berkesempatan mengunjungi perpustakaan, bertemu dengan para ulama,” kata penulis Tafsir Al Misbah ini di acara Mata Najwa, 11 September. “Maka lahirlah Kitab itu di mana jasa Pak Habibie tak akan pernah terlupakan.”

Quraish Shihab diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk negara Republik Arab Mesir merangkap negara Republik Djibouti berkedudukan di Kairo pada tahun 1998. Pada masa itu, Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden kemudian pada tahun yang sama menggantikan Soeharto sebagai orang nomor satu di Indonesia.

Sebelum ke Mesir, kata mantan Menteri Agama ini, dirinya telah lama didorong oleh teman-temannya untuk menulis tafsir. Quraish Shihab hanya menanggapinya dengan berkata, “Orang hanya bisa menulis tafsir kalau dipenjara seperti Buya Hamka.” Namun akhirnya ia dapat menuangkan keilmuannya dalam kitab setebal 15 volume setelah mendapatkan kepercayaan oleh Habibie.

Menurut alumnus Al Azhar Mesir ini, Habibie merupakan sosok ilmuan yang punya perhatian besar pada agama. Qurasih Shihab bilang, pria yang pernah menimba ilmu penerbangan dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Aachen, Jerman, itu selalu berusaha menggandengkan ilmu dan agama.

“Kita tahu, salah satu yang populer di masa Pak Habibie yang juga dipopulerkan oleh Pak Jimly (Asshidhiqie) adalah imtak dan iptek,” kata Quraish Shihab. Imtak berarti iman dan takwa sedangkan iptek kepanjangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada 11 September 2019, setelah azan magrib berkumandang, Habibie menghembuskan nafasnya yang terakhir Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Jakarta. Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia yang pertama itu pergi meninggalkan dunia ini pada usia 83 tahun. Almarhum lalu dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, di sebelah pusara istrinya, almarhumah Ainun Habibie.

Menjelang ajal menjemput, Habibie sempat dijenguk Quraish Shihab, sahabat lamanya, di Rumah Sakit. Pada pertemuan terakhir itu, Quraish membisikkan beberapa kalimat di telinga Habibie.

“Apa yang dipilih oleh Allah itulah yang terbaik,” katanya mengisahkan apa yang ia sampaikan kepada Habibie yang saat itu masih sadarkan diri. “Kemudian saya katakan, curahan rahmat Allah akan tertuju kepada Bapak melalui pintu ilmu.”[]

YS/islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *