Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 21 December 2019

Acara Bedah Buku Haidar Bagir di Surakarta Didemo Ormas Intoleran


islamindonesia.id – Acara Bedah Buku Haidar Bagir di Surakarta Didemo Ormas Intoleran

Acara bedah buku karya Haidar Bagir yang berjudul Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia yang berlangsung pada hari ini di Surakarta harus dihentikan lebih awal karena kehadiran pendemo yang mengatasnamakan sebagai organisasi Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS).

Informasi ini sebelumnya didapat dari akun Twitter Abdillah Toha, seorang pemerhati sosial, politik, dan keagamaan, yang mengatakan, “Acara bedah buku ‘Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia’ pagi tadi dengan pembicara Haidar Bagir dan pejabat Diknas dikacau oleh gerombolan wahabi ANNAS sehingga harus dihentikan sebelum tuntas. Polisi yang seringkali tidak tegas membuat para pengacau merasa menang.”

Menanggapi cuitan Abdillah Toha, Haidar Bagir menjawab, “Setuju, polisi tidak tegas. Tapi Alhamdulillah sesi saya selesai tuntas sampai tanya jawab selesai. Mereka juga tak sampai masuk ruangan. Hadirin pun sama sekali tak terpengaruh. Alhamdulillah. Hanya saja acara memang berlangsung lebih cepat dan waktu untuk pembicara (dari) Diknas jadi lebih terbatas.”

Haidar Bagir juga sebelumnya menyatakan, “Acara diskusi buku saya, ‘Memulihkan Sekolah, Memulihkan Manusia’ di Solo. Alhamdulillah berjalan lancar dan tuntas meski ada segelintir pendemo, yang datang setelah itu, memeriahkan suasana.”

Suasana di dalam gedung ketika acara bedah buku berlansung. Foto: Haidar Bagir/Twitter

Acara bedah buku tersebut dijadwalkan berlangsung dari pukul 08.00-12.00 WIB di Graha Solo Raya, Surakarta dengan pembicaranya adalah Haidar Bagir dan Hasto Daryanto, Kepala Pusat Pelayanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusif, Disdik Solo. Penyelenggaranya adalah Penerbit Noura dan Lazuardi Kamila.

Tidak dijelaskan seberapa banyak pendemo yang hadir, namun sehari sebelumnya (20/12), ANNAS Jateng memang mengirimkan surat untuk Kapolsek Pasar Kliwon, Surakarta, yang menyatakan penolakan terhadap acara bedah buku tersebut.

Berikut ini beberapa kutipan dari surat tersebut: “…. atas nama umat Islam Ahlus Sunah Wal Jamaah, kami ANNAS Jateng menyatakan Penolakan terhadap terselenggaranya acara tersebut…. ANNAS menolak karena menurut kami acara tersebut bagian dari penyebaran paham Syiah….”

Berdasarkan website ANNAS, organisasi ini didirikan di Bandung pada tahun 2012 dan salah satu misinya adalah: “Meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap berbagai pola gerakan penyesatan Syiah di Indonesia, serta menyadarkan ummat Islam yang telah terpengaruh oleh ajaran sesat Syiah agar kembali ke ajaran Islam yang benar sesuai Al Qur’an dan As Sunah.”

Beberapa netizen mengomentari cuitan dari Abdillah Toha, misalnya akun Marlinajar mengatakan, “Hayo pak Polisi lebih tegas terhadap gerombolan pengacau itu, rakyat pembela NKRI dan Pancasila mendukungmu.”

Netizen lainnya, akun HaidarYahya3 mengatakan, “Sudah rahasia umum, Polri ‘takut’ kelompok intoleran. Bagaimana bisa tegas tegakkan hukum, kalau penegak hukumnya tidak tegak. Mendesak jadi perhatian Kapolri Baru. Agar peristiwa serupa tidak menjadi budaya buruk dari bangsa Indonesia yang beradab.”

Pada kesempatan lain, dalam sebuah sesi wawancara bersama Ismail Fahmi, terkait dengan tuduhan Syiah, Haidar pernah mengatakan, “Kalau saya mau gampang, saya bilang saja, ‘Saya itu Suni, Syiah itu sesat,’ hidup saya enak…. Tapi hidup ini kan bukan begitu, kalau ada sesuatu yang disesatkan dan saya tahu bahwa itu tidak betul, kewajiban saya membela….

“Saya ini lahir sebagai Suni, dididik oleh ayah saya sebagai Suni…. Di rumah saya salat dan melakukan segala sesuatu dengan cara Suni…. Tapi kalau saya ditanya, ‘Anda Syiah apa Suni?’ Engga, la Sunah wa la Syiah (bukan Suni bukan pula Syiah-red), Muslim Insya Allah.”

PH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *