Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 28 September 2017

Abaikan Kecaman Internasional, Israel Tolak Stop Pasok Senjata ke Myanmar


islamindonesia.id – Abaikan Kecaman Internasional, Israel Tolak Stop Pasok Senjata ke Myanmar

 

Rezim Zionis Israel menegaskan tak akan menghentikan penjualan senjata ke Myanmar di tengah maraknya tudingan dan kecaman internasional, bahwa militer Myanmar telah melakukan kekejaman dan aksi genosida terhadap warga minoritas Muslim Rohingya.

Terkait hal ini, pengadilan Tinggi Israel juga telah membuat keputusan mengenai petisi menentang penjualan senjata dari rezim Zionis itu ke Myanmar. Meski isi keputusan itu sendiri masih dirahasiakan, pejabat Israel menyatakan akan menolak untuk menghentikan penjualan senjata ke Myanmar yang telah menuai kritik internasional, tak terkecuali PBB, karena operasi militer berdarahnya di Provinsi Rakhine.

Pemerintah Israel juga mengatakan kepada Pengadilan Tinggi bahwa mereka seharusnya tidak mencampuri urusan hubungan luar negeri Israel dan mengatakan bahwa pengadilan tidak dapat menentukan di negara mana saja Israel dapat menjual senjatanya. Pernyataan ini menegaskan kembali respons awal Kementerian Pertahanan Israel yang menyatakan pengadilan tidak memiliki posisi apa pun dalam isu diplomatik.

Diwartakan Asian Correspondent, mengutip dari Haaretz, Kamis (28/9/2017), kasus tersebut dibawa ke pengadilan setelah aktivis hak asasi manusia (HAM) mengajukan sebuah petisi yang menuntut Israel untuk menghentikan penjualan senjata ke Myanmar. Negara Indochina itu telah dituduh melakukan kejahatan kemanusiaan dan penyiksaan terhadap warga minoritas Rohingya yang dideskripsikan oleh PBB sebagai sebuah pembersihan etnis.

Lebih dari 480.000 warga Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh sejak bentrokan yang terjadi pada 25 Agustus. Kesaksian dari saksi mata yang menunjukkan secara rinci sejumlah pelanggaran HAM di Rakhine termasuk pemerkosaan, penyiksaan, pembunuhan dan bukti-bukti pembakaran desa Rohingya oleh militer Myanmar telah dilaporkan secara luas oleh kelompok-kelompok kemanusiaan.

Berdasarkan keterangan Itay Mack, pengacara yang mengajukan petisi tersebut atas nama para aktivis, pemeriksaan di Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) telah melarang perdagangan senjata dengan Myanmar. Hanya Israel satu-satunya negara Barat yang masih menjual dan menyuplai senjatanya kepada Myanmar.

Perusahaan senjata Israel dilaporkan telah menjual lebih dari 100 tank tempur, kapal patroli dan senjata ringan kepada militer Myanmar dalam beberapa tahun belakangan. Israel menutupi hubungannya dengan Myanmar, tetapi junta militer di negara Asia Tenggara tersebut terus menikmati hubungan dekatnya dengan Israel.

Pada 2015, Jenderal Min Aung Hlaing, seorang perwira senior di militer Myanmar, melawat ke Israel dan mengunjungi beberapa perusahaan senjata terbesarnya, termasuk Elbit Systems dan Israel Aerospace Industries. Setahun kemudian, Kepala Bagian Ekspor Kementerian Pertahanan Israel, Mishel Ben Baruch balas mengunjungi Myanmar dan bertemu dengan kepala rezim militer di negara itu.

Sementara itu, perusahaan TAR Ideal Concepts telah melatih pasukan khusus Myanmar di negara bagian Rakhine, yang tengah dilanda konflik menyusul operasi militer Myanmar yang dilancarkan setelah serangan-serangan kelompok militan Rohingya ke puluhan pos kepolisian dan pangkalan militer.

Perusahaan yang berbasis di Tel Aviv tersebut, memposting foto-foto di websitenya pada Agustus 2016 lalu, yang memperlihatkan para stafnya melatih pasukan Myanmar soal taktik perang dan bagaimana menangani persenjataan.

Pasukan Myanmar telah melancarkan operasi militer di Rakhine sejak Oktober 2016 lalu. Dalam operasi tersebut, banyak dilaporkan mengenai pembakaran rumah warga, penyiksaan, pemerkosaan dan bahkan pembunuhan warga Rohingya oleh militer. Kekerasan di Rakhine kembali marak sejak 25 Agustus lalu, menyusul serangan kelompok militan Rohingya ke puluhan pos polisi dan pangkalan militer Myanmar.

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *