Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 23 October 2013

200 Ribu Orang Indonesia Hidup dalam Perbudakan


Global Slavery Index, sebuah laporan tahunan yang diterbitkan oleh Walk Free Foundation pada Kamis (17/10) di Chatham House, London, mengemukakan bahwa 200.000 orang hidup di bawah perbudakan modern di Indonesia.

Index yang diterbitkan setiap tahun adalah laporan pertama yang memberikan pengukuran paling akurat dan komprehensif mengenai tingkat dan risiko perbudakan modern, dan dilihat negara per negara.

Mereka memperkirakan bahwa terdapat lebih dari 21 juta orang yang diperbudak di Asia, lebih dari 72% dari total 29,8 juta orang yang diperbudak di seluruh dunia.

Indonesia memiliki jumlah penduduk diperbudak terbesar ke-16 di dunia, namun berada di peringkat 114 dari 162 negara jika dilihat dalam hal proporsi penduduk di perbudakan modern. Indeks ini, juga membuat rekomendasi bagi para pembuat kebijakan di Indonesia dan seluruh dunia yang menguraikan demikian;

  1. 1. Warga Negara Indonesia yang bekerja di luar negeri, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Asia Pasifik, telah dieksploitasi secara seksual, dipekerjakan secara paksa, baik dalam bidang rumah tangga, konstruksi, perikanan dan perhotelan.
  2. 2. Di Indonesia, jeratan hutang adalah praktik umum yang digunakan untuk memperbudak masyarakat di berbagai sektor, dengan praktik kerja paksa dan pekerja anak dibawah umur ditemukan di dalam industri kelapa sawit.
  3. 3. Empat negara di Asia Tenggara muncul di dua puluh besar teratas negara dengan jumlah penduduk diperbudak terbanyak, dengan Thailand di peringkat ke-7, Myanmar ke-9, Vietnam ke-15, dan Indonesia ke-16. Thailand tetap menjadi pusat eksploitasi bersama dengan Myanmar, Laos dan Kamboja yang memiliki risiko perbudakan tertinggi di kawasan tersebut.

Nick Grono, CEO dari Walk Free Foundation mengungkapkan, “Alangkah menyenangkan untuk berpikir bahwa perbudakan merupakan peninggalan sejarah, namun kenyataannya perbudakan telah meninggalkan luka mendalam pada kemanusiaan di setiap benua. Ini memang indeks perbudakan pertama namun telah dapat membentuk suatu upaya baik nasional maupun global untuk membasmi perbudakan modern di seluruh dunia,” katanya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *