Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 03 October 2019

1.700 Sarjana Muslim Lintas Negara Berkumpul di Jakarta Membahas Dinamika Islam Terkini


Islamindonesia.id – 1.700 Sarjana Muslim Lintas Negara Berkumpul di Jakarta Membahas Dinamika Islam Terkini

Tidak kurang dari 1.700 Sarjana Muslim lintas negara berkumpul di Jakarta dalam forum Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS) 2019 yang diselenggarakan Kementerian Agama pada 1-4 Oktober. Pertemuan akbar itu membahas tentang dinamika Islam terkini, yaitu dinamika Islam di era digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berkesempatan mengisi acara pembuka. Menurutnya, saat ini zaman telah berubah. Semua urusan hidup sudah ada di ponsel. “Pendidikan Islam harus beradaptasi untuk masuk ke dakam paradigma baru.” Demikian, seperti dilansir kemenag.go.id, Selasa (01/10).

Lebih jauh Rudiantara mengatakan, Pendidikan Islam punya peran strategis misalnya dalam menangkal penyebaran berita bohong (hoaks) yang bisa merusak tatanan sosial. “Karena jumlah lembaga pendidikan Islam yang besar, itu sangat potensial untuk mengambil peran,” imbuhnya.

Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Kamarudin Amin mengatakan, Indonesia merupakan negara Muslim berpengaruh di dunia dan selalu menjadi kajian utama tentang keislaman dan kultural. Maka, Kemenag memprakarsai pertemuan sarjana Muslim sedunia agar studi Islam di Indonesia dapat lebih berperan dalam menjawab persoalan keislaman dunia.

Dia menjelaskan, setiap tahun dunia Islam mendapat tantangan baru yang harus selalu dijawab. Maka Indonesia sebagai negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia harus menunjukkan kontribusi yang signifikan. Salah satunya melalui ajang AICIS yang diselenggarakan setiap tahun.

“Kami semua berkepentingan agar studi Islam selalu mengikuti perkembangan zaman dan tidak teralienasi dari dinamika sosial di masyarakat,” kata Kamarudin.

Secara umum menurutnya, ajang AICIS dapat digunakan untuk menyebarkan gagasan populisme dan kedamaian dunia melalui diskusi dan resulusi yang dihasilkan. Sebab para akademisi dan pakar keislaman memiliki posisi strategis dalam merumuskan bentuk respons yang positif terhadap berbagai dinamika yang ada.

Seperti dilansir Antara, (27/9) sejumlah guru besar yang dijadwalkan akan mengisi acara tersebut antara lain: Hans-Christian Gunther dari University of Freiburg, (Jerman), Giuseppina Strummiello dari University of Bari (Italia), Mohammad Reza Hashemi dari Ferdowsi University (Iran), Mohd Roslan Mohd Noor dari University of Malaya (Malaysia).

Malik/Islam Indonesia/Foto Fitur: kemenag.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *