Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 15 November 2017

ANALISIS – Peta Konflik Arab Saudi dan Iran di Timur Tengah (3-Selesai)


islamindonesia.id –ANALISIS– Peta Konflik Arab Saudi dan Iran di Timur Tengah (3-Selesai)

 

Suriah

Dalam interaksinya dengan Arab Saudi, Suriah tidak pernah mencapai titik temu. Bahkan Suriah sering menuduh Saudi mengadopsi kebijakan subversif di Timur Tengah.  Sehingga secara alamiah Presiden Suriah Bashar Assad berpihak kepada Iran.

Di sisi lain, Iran secara tradisional mendukung Suriah bahkan telah memberikan dukungan militer dalam perang melawan pemberontak dan kelompok jihadis di Suriah. Iran pun menjadikan Suriah sebagai titik transit utama pengiriman senjata kepada Hizbullah, organisasi afiliasi Negeri Mulla di Lebanon.

Selama pertempuran melawan kelompok teroris ISIS di Suriah, Hizbullah mengirim ribuan pejuangnya untuk mendukung Pemerintah Negeri Syam. Laporan media setempat menyebut, Hizbullah lebih dipandang sebagai kekuatan militer sepenuhnya dibanding milisi semi-amatir. Hal ini karena pelatihan dan peralatannya terbilang lengkap.

Perlahan tapi pasti pasukan Suriah membebaskan hampir seluruh wilayah dari ISIS. Photo: Getty Images

Perlahan tapi pasti pasukan Suriah membebaskan hampir seluruh wilayah dari ISIS. Photo: Getty Images

 

Lebanon

Sikap Lebanon terhadap perseteruan Saudi dan Iran beragam. Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri, yang mengumumkan pengunduran dirinya di Saudi, 4 November, berhubungan sangat baik dengan Saudi dan negara-negara yang berseberangan dengan Iran.

Di sisi lain, Hizbullah di Lebanon adalah sekutu Iran. Pemimpin Hizbullah Hasan Nasrullah, dalam pernyataan-pernyataannya, seringkali menyerang pemerintah Saudi. Selain itu, di Suriah, Hizbullah bersama Iran memerangi ISIS.

Perdana Mentri Lebanon mengundurkan diri sewaktu berkunjung ke Saudi. Photo: Getty Images

Perdana Mentri Lebanon mengundurkan diri sewaktu berkunjung ke Saudi. Photo: Getty Images

 

Negara-negara Teluk

Negara-negara Teluk, yaitu Qatar, Bahrain, dan Kuwait di masa lalu memiliki hubungan yang lebih baik dengan Saudi dibandingkan dengan Iran. Namun hubungan Qatar-Saudi telah memburuk sejak Doha menolak permintaan Riyadh untuk membatasi hubungan dengan Iran pada awal 2017.

Setelah Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain memberlakukan blokade atas Qatar pada bulan Juli 2017. Iran tidak tinggal diam. Teheran mengirim lima paket pesawat kebutuhan makanan ke Doha untuk mengatasi kekurangan pangan. Pada Agustus 2017, Qatar dan Iran akhirnya memulihkan hubungan diplomatiknya secara penuh yang sebelumnya telah ditutup karena serangan terhadap dua fasilitas diplomatik Saudi di Iran.

Saudi menginginkan Qatar memerangi terorisme dan ekstremisme. Photo: Getty Images

Saudi menginginkan Qatar memerangi terorisme dan ekstremisme. Photo: Getty Images

Sementara itu, Bahrain dan Kuwait bersandar sepenuhnya ke Saudi. Bahrain, yang dipimpin oleh Raja dan keluarganya yang Muslim Suni, memimpin warga Bahrain yang 70%-nya adalah Muslim Syiah. Keluarga Kerajaan memegang jabatan-jabatan vital baik di politik maupun militer.

Bahrain menuduh Iran melatih “sel teroris” untuk beroperasi di dalam negeri untuk menggulingkan pemerintahannya. Keluarga Kerajaan juga menuduh oposisi Syiah mempertahankan hubungan dengan Iran. Pada bulan Oktober 2017 Pemerintah Bahrain mengatakan “ini (Bahrain) adalah salah satu negara yang paling terpengaruh oleh kebijakan ekspansionis Garda Revolusi Iran”.

Amir Kuwait menawarkan diri untuk menjadi mediator dalam krisis Riyadh-Doha. Photo: Getty Images

Amir Kuwait menawarkan diri untuk menjadi mediator dalam krisis Riyadh-Doha. Photo: Getty Images

Meskipun Kuwait tidak ikut memblokade Qatar, namun pemerintahannya telah beralih dari yang sebelumnya berpihak pada Iran, menjadi berpihak ke Arab Saudi. Pada bulan Februari 2017, Kuwait menyerukan agar Arab Saudi dan Iran memperbaiki hubungannya, kemudian Presiden Iran Hassan Rouhani melakukan kunjungan diplomatik ke Kuwait untuk pertama kalinya sejak dia terpilih pada 2013 untuk membahas ketegangan Iran-Negara Teluk. Tetapi bagaimanapun, setelah terjadi krisis Saudi-Qatar, Kuwait mengusir 15 diplomat dan menutup kerjasama militer, budaya, dan perdagangan dengan Iran.

 

Selesai.

 

PH/IslamIndonesia

 

Save

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *