Lawan Reduksi Kata Jihad!
Sekelompok Muslim di tiga negara (AS, Mesir dan Kanada) coba meyakinkan masyarakat luas bahwa kata jihad bermakna baik dan damai.
Seorang bule menatap tayangan televisi yang ada di depanya: puluhan orang bertopeng tengah mengacung-cungkan senjata AK 47 mereka ke udara. Seiring suara takbir yang keluar dari mulut orang-orang bertopeng tersebut, Si Bule dengan sinis mengangkat bahunya. “It’s jihad…the holy war for Muslims,” katanya ditujukan kepada seorang lelaki bule lain di sebelahnya. Ya, di Barat terutama di Amerika Serikat, sebagian besar menganggap kata “jihad” identik dengan perang.
Beberapa waktu yang lalu, sebuah kampanye dilakukan oleh komunitas yang mengatasnamakan Muslim Amerika di Washington DC. Tujuannya adalah memperkenalkan kepada khalayak negara Paman Obama itu arti sebenarnya dari kata ” jihad”. “Kampanye ini mendapat dukungan yang luas dari seluruh kalangan. Kami berharap dengan mengenalkan arti jihad sesungguhnya, kita bisa mencegah munculnya resistensi dari sikap ekstrem yang hanya akan memunculkan kebencian dan perpecahan di kalangan kita” kata Sadaf Syed (seorang wartawan foto yang kerap mendapat penghargaan) dalam sebuah pernyataan dari Council on American-Islamic Relations (CAIR-Chicago).
Seiring dengan seruan yang disampaikan lewat situs resmi MyJihad, kampanye juga dilakukan dengan memasang poster dan stiker di berbagai media trasnportasi seperti bis dan kereta api. Begitu pula di dunia maya, pesan-pesan yang sama ditulis dalam media sosial seperti Facebook, YouTube dan Twitter. Upaya kampanye ini selain di Chicago, juga berlangsung secara bersamaan di kota lainnya yakni San Francisco.
“Sebagai wartawan Amerika yang beragama Islam, saya tumbuh laiknya media untuk diriku sendiri. Itulah jihad cara saya, “kata Syed.
Selain di Amerika Serikat, kampanye ini juga di lakukan di negara lain. Di Mesir misalnya, kampanye serupa telah dibuat di Kairo. Selain menyampaikan arti ” jihad yang sesungguhnya”, para aktivis perdamaian Muslim di Kairo pun menyerukan persatuan antara Muslim dan Kristen. Hal yang sama juga terjadi di Kanada. Selain untuk mengusung pesan-pesan damai Islam, di sana juga dilancarkan kampanye untuk mengatasi gejala Islamofobia.
Kata “jihad” memang terlanjur direduksi oleh kalangan Barat sebagai “perang suci”. Padahal kalangan ulama moderat telah berulang kali menegaskan bahwa jiihad, yang termaktub dalam Alquran, memiliki arti yang sesunggunya lebih luas yakni “perjuangan” untuk berbuat baik dan menghilangkan ketidakadilan, penindasan serta kejahatan di tengah masyarakat. Karen Armstrong, penulis Inggris yang dikenal sangat aktif menyoroti tiga agama monoteistik (Islam, Kristen dan Yahudi), kerap melakukan kritik terhadap stereotip kata “jihad” sebagai istilah yang hanya dimaknai sebagai perang suci. Akbat dari stereotipikasi ini telah banyak merugikan sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat Muslim di Barat. Di AS saja, diperkirakan ada sekitar delapan juta kaum Muslim yang hampir tiap hari merasakan permusuhan dan kebencian dari masyarakat lainnya.
Sebuah laporan terbaru yang dilansir CAIR, University of California Berkeley dan Pusat untuk Penangan Masalah Ras dan Gender menemukan bahwa gejala Islamofobia di AS terus meningkat setiap waktu.Sebuah survey lain di AS telah mengungkapkan pula bahwa hanya sedikit sekali mayoritas orang Amerika yang mengerti tentang Islam. Dan parahnya, seperti yang pernah dilansir Gallup dalam jajak pendapatnya baru-baru ini: 43 persen orang Amerika mengakui secara terus terang selalu merasa memiliki “sedikit” prasangka buruk jika berhadapan dengan orang Muslim.
Leave a Reply