Satu Islam Untuk Semua

Monday, 03 October 2016

TASAWUF – Mengapa Tuhan Ciptakan Segalanya Berpasang-pasangan?


IslamIndonesia.id – TASAWUF – Mengapa Tuhan Ciptakan Segalanya Berpasang-pasangan?

 

Apa sebenarnya yang bisa dipetik ketika Allah berfirman, “Dan segala-galanya Kami ciptakan serba berpasang-pasangan” (QS. 51: 49). Rasyid Al-Din Maybudi, dalam menjelaskan makna harfiah dari ayat ini, mengatakan bahwa “pasangan” (zawjan) yang dimaksudkan adalah pria dan wanita di antara makhluk-makhluk hidup dan jenis-jenis yang berbeda di antara benda-benda mati.

“Misalnya, langit dan bumi, daratan dan lautan, tanah kasar dan tanah lembut, musim dingin dan musim panas, cahaya dan kegelapan, iman dan kekafiran, kebahagiaan dan kesengsaraan, manis dan pahit,” katanya.

Yang lebih mendalam dari ayat itu, Maybudi melihat “tanda-tanda” ganda dalam seluruh benda itu sebagai indikasi kemustahilan Tuhan untuk diperbandingkan. Maksudnya,  Tuhan menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan untuk membedakan Keesaan-Nya sendiri dengan kejamakan makhluk-makhluk-Nya.

“Ciptaan itu mustahil tanpa dualitas, sebab hanya Tuhan yang Tunggal.”

Maybudi selanjutnya mengemukakan hubungan antara penyebutan “pasangan” dalam Al-Qur’an dan kesimpulan yang ditarik Alquran dalam ayat selanjutnya: “Maka datanglah kepada Tuhan.”

“Jika kita memandang kosmologi sebagai suatu bentuk primitif dan sains, ayat ini akan tampak tidak relevan sebagai pembahasan ini, sebab ia tidak memberi tahu kita apa pun, tentang perilaku alam raya.”

Tetapi Maybudi melambangkan pendekataan kearifan pada pemikiran kosmologi dengan menekankan ikatan erat antara dua dimensi dasar Tao Islam. “(Yaitu) fenomena perilaku alam dan ketentuan-ketentuan moral serta spiritual dalam kehidupan manusia.”

Karena kosmos tergantung sepenuhnya pada Tuhan untuk eksis dan mewujud, maka tanggapan manusia mestinya adalah pengakuan atas situasi itu dengan cara melepaskan pemujaan diri dan ketergantungan pada benda-benda ciptaan.

“Setiap kali Tuhan menciptakan sesuatu yang bersifat sementara, Dia menciptakannya berpasangan, sebagai dua benda yang dikaitkan satu sama lain, atau berlawanan satu sama lain, misalnya, pria dan wanita, siang dan malam, langit dan bumi, daratan dan lautan, matahari dan bulan, jin dan manusia, kepatuhan dan keingkaran, kebahagiaan dan kesengsaraan, petunjuk dan kesesatan, keagungan dan kehinaan, kekuasaan dan ketidakmampuan, kekuatan dan kelemahan, pengetahuan dan kebodohan, kehidupan dan kematian.”

Tuhan menciptakan sifat-sifat dari makhluk-makhlukNya dengan cara yang saling berkaitan atau berlawanan satu sama lain sehingga mereka tidak akan sama dengan sifat-sifat Pencipta. Keesaan dan Ketunggalan-Nya menjadi termanifestasi di hadapan makhluk-makhlukNya.

“Keagungan-Nya tanpa kehinaan, kekuasaan-Nya tanpa ketidakmampuan, kekuatan-Nya tanpa kelemahan, pengetahuan-Nya tanpa kebodohan, kehidupan-Nya tanpa kematian, kegembiraan-Nya tanpa kesedihan, penghidupan-Nya tanpa pemusnahan.”

Tuhan itu Esa dan Unik. Esa dalam Esensi dan sifat-sifat, Unik dalam kemuliaan. Dia tidak dapat diperbandingkan dengan setiap orang dan terpisah dari segala benda. “Tidak ada sesuatu yang menyerupai Dia.” (QS 42; 11)

Tidak ada sesuatu yang menyerupai Dia dan Dia tidak punya persamaan atau pembanding. Kesamaan itu berasal dari sekutu, dan Tuhan tidak mempunyai sekutu. Dia tidak bisa disamakan dengan apa pun dan tidak butuh apa pun.

“Pintu kekikiran-Nya tertutup dan pintu kedermawanan-Nya terbuka. Dia mengampuni dosa-dosa dan memberi belas kasih pada orang-orang yang bersalah. Dia membuat cinta-Nya tampak nyata dengan mengasihi hamba-hambaNya. Dia mencintai hamba-hamba-Nya meskipun Dia tidak membutuhkan apa-apa.”

Cinta-Nya terjalin antara diri-Nya dan hamba-Nya tanpa perantara. Karena itu sudah selayaknya jika hamba itu tidak soal bagaimanapun keadaanya –entah dia sedang terluka dalam penderitaan atau bergelimangan dalam kesenangan dan karunia – untuk menerima kedermawanan-Nya dan mencari perlindungan pada-Nya, lari kepada-Nya dari makhluk-makhluk lain, sebagaimana telah diperintahkan oleh-Nya, “Maka larilah kepada Tuhan.”

“Pelarian merupakan salah satu kedudukan dari para kelana ruhani, salah satu pemberhentian cinta.”

Pendeknya, kosmos adalah lokus dari dualitas nyata dan kemajemukan nyata. Jika segala sesuatu diciptakan secara berpasang-pasangan, “segala sesuatu selain Tuhan” pastilah berpasangan, yaitu, dibuat dari dua realitas yang berbeda namun saling melengkapi.[]

 

YS/IslamIndonesia

 

0 responses to “TASAWUF – Mengapa Tuhan Ciptakan Segalanya Berpasang-pasangan?”

  1. Kejawen says:

    Bagus ini om, meskipun tentu saja banyak orang yang menyangkal hakikatnya.
    Banyak orang yang meyakini ayat ini hubungannya lekat dengan jodoh atau laki dan perempuan. Padahal banyak juga manusia yang tidak kawin. Berarti artinya tidak berpasangan. hehehe….
    Jika tidak berpasangan, berarti ayat itu bukan untuk semua manusia. Padahal yang namanya Quran ini global, untuk seluruh manusia.

    Seperti penjelasan di artikel, secara hakikat, berpasangan bukan berarti berarti laki perempuan melainkan semuanya memang mempunyai 2 sisi masing2.

    rahayu

Leave a Reply to Kejawen Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *