Satu Islam Untuk Semua

Friday, 06 September 2019

Ikuti Gus Dur, Ma’ruf Amin Ingin Bangun Rekonsiliasi Kultural di Papua


Islamindonesia.id-Ikuti Gus Dur, Ma’ruf Amin Ingin Bangun Rekonsiliasi Kultural di Papua

Wakil presiden terpilih, Ma’ruf Amin, menginginkan rekonsiliasi dan penjagaan perdamaian di Papua dengan pendekatan budaya. Ia memilih cara ini lantaran terbukti efektif setelah dilakukan oleh Presiden Indonesia keempat, Abdurahman Wahid atau Gus Dur.

Menurut Ma’ruf, apa yang dilakukan oleh Gus Dur di Papua sangat terhormat. Terutama dari caranya berkomunikasi dengan pendeta dan masyarakat Papua.

“Papua merasa diperlakukan sangat terhormat oleh Gus Dur,” kata Ma’ruf usai bertemu dengan sejumlah pendeta dari Papua dan Papua Barat di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, 5 September.

Pada masa kepemimpinan Gus Dur, Pemerintah mengembalikan sebutan resmi Papua untuk daerah paling timur di Indonesia ini. Cucu pendiri Nahdlatul Ulama ini juga membolehkan pengibaran bendera Bintang Kejora dengan syarat dikibarkan di bawah bendera Merah Putih.

Menurut pendeta asal Papua, Richard Tonjau, Gus Dur merupakan pemimpin umat dan pemimpin negara. Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu, kata Richard, dapat mempersatukan perbedaan menjadi satu sikap yang positif dalam kepemimpinannya. “Itu yang kami lihat,” ujarnya usai bertemu Ma’ruf.

Sejak 19 Agustus, aksi massa terjadi di sejumlah kota di Papua dan Papua Barat. Deretan aksi ini dipicu oleh persekusi dan diskriminasi rasial terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.  

Pada 28 Agustus, misalnya, terjadi bentrokan antara aparat keamanan dan pengunjuk rasa di Deiyai, Papua. Bentrokan ini mengakibatkan seorang anggota Tentara Nasional Indonesia dan sejumlah warga kehilangan nyawanya.  Sehari kemudian, Jayapura mencekam karena massa membakar sejumlah gedung, di antaranya kantor Majelis Rakyat Papua, gedung PT Telkom, Kantor Pos Jayapura dan sejumlah pertokan.

Richard mengaku khawatir atas situasi terakhir di Papua.  Menurut dia, akibat kericuhan, masyarakat resah karena semua sistem, seperti perbankan dan pemerintahan, macet.

Sementara Ma’ruf berencana menyambangi tanah Papua dalam waktu dekat. Ia juga berharap agar masyarakat Papua yang tinggal di Jawa dan tempat lainnya tak lagi mengalami diskriminasi hanya karena perbedaan warna kulit dan agama. 

Ia memita masyarakat Indonesia menjadikan warga Papua sebagai saudara mereka sendiri. “Karena kita sebagai bangsa memang satu kesatuan. Indonesia adalah kita. Kita-nya bukan hanya kita Jawa, tapi juga kita Papua, kita Sumatera. Bagaimana kita-kita ini satu sama lain saling mencintai dan menyayangi,” kata Ma’ruf.

MUH/YS/IslamIndonesia/ Sumber: Tempo, Kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *