Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 10 September 2015

Eropa Buka Perbatasan, Tampung Pengungsi Suriah


eropa-suriah

Ratusan ribu migran berbondong-bondong mendatangi sejumlah negara di Eropa. Mereka melarikan diri dari konflik di negara asal, sebagian besar dari Suriah. Meskipun mempertaruhkan nyawa, para migran memiliki harapan kehidupan yang lebih baik di Eropa.

Sejumlah negara Teluk, seperti Arab Saudi dan Jordania, diberitakan menolak menerima gelombang migran dari negara tetangganya tersebut.

Presiden Uni Eropa Donald Tusk menyatakan bahwa eksodus imigran ke Eropa bisa berlangsung bertahun-tahun.

Sejumlah negara menyampaikan komitmen untuk menampung pengungsi dari Suriah karena gerakan kemanusiaan meluas.

Menurut Tusk, gelombang migran ke Eropa bukan merupakan peristiwa sekali, melainkan merupakan awal sebuah eksodus nyata. Eropa masih berurusan dengan masalah ini di masa mendatang.

“Oleh karena itu, sangat penting untuk belajar bagaimana hidup dengan masalah ini tanpa saling menyalahkan,” kata Tusk dalam pidato di Bruegel Institute, Brussels, Senin (7/9).

Tusk mendesak agar negara-negara Uni Eropa mengesampingkan perbedaan dalam menghadapi arus migran. “Kemanusiaan adalah dasar solidaritas. Namun, untuk bisa membantu pada saat yang sama, kita sendiri harus pragmatis,” katanya.

Inggris, Jerman, dan Perancis menyatakan komitmennya untuk menampung pengungsi Suriah.

PM Inggris David Cameron di depan parlemen menyatakan akan memberi tempat kepada 20.000 migran Suriah dalam lima tahun.

Ribuan warga Inggris mengumpulkan bantuan untuk migran yang sudah berbulan-bulan berada di Calais, Perancis. Sebanyak 2000 warga juga menawarkan tempat tinggal buat pengungsi. Petisi yang ditandatangani 400.000 orang disampaikan ke parlemen sebagai dukungan terhadap pencari suaka.

Sementara itu, Presiden Perancis Francois Hollande menawarkan akan menerima 24.000 migran dalam dua tahun.

Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve, Selasa, mengecam wali kota di Perancis yang hanya mau menampung pengungsi beragama Kristen. “Saya tidak mengerti perbedaan ini. Saya mengecam dan saya pikir ini mengerikan,” katanya.

Jerman berada di barisan paling depan. Kanselir Angela Markel mengatakan, Jerman bisa mengambil 500.000 pengungsi setiap tahun untuk beberapa tahun ke depan.

Di lain sisi, polisi Yunani, Selasa (8/9), terlibat bentrokan dengan ratusan migran di Pulau Lesbos. Hal ini terjadi ketika polisi meminta migran untuk tidak menaiki kapal menuju Athena. Pulau kecil berpenghuni 85.000 orang ini kedatangan sekitar 20.000 migran.

Zainab/ Islam Indonesia. Foto: cnnindonesia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *