Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 18 May 2023

Kisah Ajaib Masjid At-Taqwa Lerabaing, Tak Mempan Dimeriam Portugis


islamindonesia.id – Berada di Desa Wakapsir, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Masjid At-Taqwa, Lerabaing merupakan salah satu masjid bersejarah yang wajib dikunjungi traveler Muslim Tanah Air. Tak hanya sekadar wisata religi, traveler juga dapat mempelajari sejarah di balik berdirinya masjid tua ini.

Berikut beragam fakta unik tentang Masjid At-Taqwa, Lerabaing;

Gaya Arsitektur

Masjid tua yang terletak di sebelah utara perbukitan yang curam ini memiliki arsitektur khas Ternate. Dikutip dari laman Dinas Pariwisata Alor, bangunan masjid berbentuk rumah panggung dengan ukuran 11 meter, lebar 11 meter dan tinggi dari tanah ke lantai mesjid 1,5 meter. Keseluruhan tinggi masjid mencapai 15 meter yang berdiri di atas tanah seluas 750 meter dan ditopang oleh 24 buah tiang.

Tangga pintunya terbuat dari kayu sedangkan atapnya bertingkat berbahan seng. Halaman masjid dikelilingi pagar besi dengan memiliki satu pintu masuk.

Masjid tua Lerabaing berbentuk rumah panggung ini didirikan atas inisiatif para sesepuh di Kampung Lerabaing dan Sultan Kimie, Desa Gogo yang berasal dari Ternate (Maluku).

Menurut warga setempat, saat tentara Portugis datang hendak menguasai Pantai Selatan Alor, mereka pernah menembaki Masjid Lerabaing dengan meriam berkali-kali. Namun, tembakan itu selalu meleset alias salah sasaran. Masih banyak kisah unik lainnya di balik masjid kuno tersebut.

Berusia Ratusan Tahun

Dilansir dari website situsbudaya.id, Masjid At-Taqwa Lerabaing dibangun pada masa Pemerintahan Raja Kinanggi Atamalai (1619-1638) dengan bantuan Sultan Gimales Gogo dari Maluku. Raja Kinanggi Atamalai saat itu masih menganut paham animisme.

Kemudian pada tahun 1625, ia beserta seluruh kerajaannya diislamkan Sultan Gimales Gogo. Setelah menjadi seorang Muslim, raja tersebut dengan bantuan dari Sultan Gimales Gogo mulai mengembangkan agama Islam ke seluruh wilayah Kerajaan Kui.

Pada tahun 1632 dibangunlah masjid yang kemudian digunakan sebagai pusat dakwah Islam di Kabupaten Alor melalui perniagaan. Masjid dengan konstruksi rumah panggung ini memiliki tiang-tiang penyangga yang sudah miring.

Meski begitu, masjid ini masih tetap berdiri kokoh meski sudah berumur ratusan tahun. Keunikan masjid ini juga terdapat pada bentuk keempat sudut atap. Model ornamen yang berbeda di sudut atap melambangkan 4 suku yang mendiami Desa Wakapsir.

Tak Sembarang Orang Bisa Masuk

Konon tak sembarang orang bisa masuk ke dalam Masjid tua ini. Kabarnya, jika tertidur atau menginap di masjid tersebut, akan mengalami hal yang sulit dijelaskan oleh nalar logika.

“Walau kita menginap atau tertidur dalam masjid itu semalam suntuk, paginya kita tidak ditemukan di dalam masjid itu. Kita sudah dibawa ke halaman masjid,” kata seorang tokoh masjid, Rasyid Sanga dikutip dari channel YouTube Iyan Asmara.

Selain itu, masjid ini juga masih menyimpan benda peninggalan Sultan Gimales Gogo antara lain satu buah tongkat yang kemudian dibuat tiga buah duplikatnya. Ada pula pusaka pisau alat sembelih binatang yang fungsinya berbeda-beda.

Satu pisau/golok/parang berukuran paling besar untuk menyembelih hewan kurban berupa kerbau dan sapi. Pisau lainnya dengan ukuran lebih kecil untuk menyembelih kambing, domba atau gibas.

Benda Pusaka

Pusaka lainnya berupa tiga buah azimat berbentuk tulisan yang diselipkan dalam bilah bambu dan diikat. Tak pernah ada orang yang berani membuka apa isi kertas dan tulisan di dalamnya.

Konon azimat ini berfungsi untuk melakukan perjalanan/berlayar.

Semua pusaka tersebut disimpan dalam sebuah kotak yang diletakkan di kayu atap masjid Lerabaing.

Di dalam Masjid At-Taqwa Lerabaing juga terdapat sebuah bedug yang hanya ditabuh menjelang kumandang azan Zuhur. Tak sembarangan orang boleh menyentuh bedug ini karena takut akan merusak bentuk asli bedug yang sudah berusia lawas.

Bedug ini bobotnya sangat berat dan tak bisa dipindahkan. Konon, siapa saja yang mengangkatnya akan langsung mengalami sakit kepala yang hebat.

Di lingkungan masjid juga terdapat makam Sultan Gimales Gogo, penyebar agama Islam di Pulau Alor yang berasal dari Kesultanan Ternate.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *