Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 10 May 2023

Perintah dan Buah dari Istiqamah


islamindonesia.id – Istiqamah merupakan salah satu akhlak yang sangat penting dimiliki oleh seorang beriman. Untuk itu Allah SWT memerintahkan agar seorang Mukmin beristiqamah.

Perintah Istiqamah

Terkait dengan perintah ini, dalam beberapa ayat Al-Qur’an Allah berfirman:

Katakanlah, bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka istiqamahlah menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menyekutukan-Nya.” (QS. Fushshilat:6)

Maka beristiqamahlah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Huud:112)

Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan istiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka….” (QS. asy-Syuura:15)

Buah Istiqamah

Sebagai sebuah akhlak yang mulia, sikap istiqamah yang dimiliki oleh orang beriman akan membuahkan banyak hal-hal positif. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Fushshilat ayat 30-32: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.

Dalam ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa orang yang beristiqamah dijauhkan oleh Allah dari rasa takut dan sedih yang negatif. Takut di sini tentu bukan takut yang manusiawi, seperti takut kepada binatang buas atau kepada hal-hal berbahaya lainnya. Rasa takut yang negatif misalnya adalah takut menyatakan kebenaran, menghadapi masa depan, dan mengalami kegagalan. Ketakutan seperti itu akan menghambat kemajuan dan bahkan menyebabkan kemunduran. Seseorang tidak akan dapat berbuat apa-apa apabila selalu dipenuhi rasa takut.

Rasa sedih yang dimaksud di sini juga bukanlah rasa sedih yang manusiawi, seperti kesedihan tatkala orangtua, anak, atau orang-rang yang dikasihi meninggal dunia, atau ketika sedang mengalami kegagalan dalam usaha. Rasa sedih yang mesti dihindari adalah rasa sedih yang berlarut-larut dan menyebabkan kehilangan semangat dan selalu diliputi penyesalan.

Setiap orang yang mengalami musibah atau kegagalan tentu akan bersedih. Namun ada orang yang dapat segera menguasai kesedihannya dan ada pula orang yang larut dalam kesedihan itu. Ibarat orang yang hanyut di sungai, orang yang pertama segera berenang ke pinggir untuk mencari pegangan, sedangkan orang yang kedua terus hanyut dibawa arus.

Jadi, orang yang istiqamah tidak takut menghadapi masa depan dan tidak akan hanyut dalam kesedihan. Dia dapat menguasai rasa sedih karena musibah yang menimpanya sehingga tidak hanyut dibawa arus kesedihan. Dia juga tidak gentar dan was–was menghadapi kehidupan masa yang akan datang, sekalipun dia pernah mengalami kegagalan pada masa lalu.

Selanjutnya, orang yang beristiqamah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupannya di dunia. Hal ini disebabkan karena dia dilindungi oleh Allah SWT. Lindungan Allah itu juga berarti jaminan untuk mendapatkan kesuksesan dalam hidup dan perjuangan di dunia. Sahabat-sahabat yang berjuang dalam Perang Badar misalnya, sekalipun jumlahnya kurang dari sepertiga musuh, mereka tidak gentar dan tidak mundur. Mereka istiqamah, maju terus ke medan perang dengan gagah berani. Akhirnya Allah memberikan kemenangan kepada mereka di dunia. Begitu juga di akhirat.

Orang yang istiqamah akan berbahagia. Allah SWT berjanji akan melindungi mereka di akhirat. Itu berarti mereka akan dibalas dengan surga tempat segala kenikmatan dan kebahagiaan. Mereka akan menikmati karunia Allah di dalam surga itu.

Demikianlah, sikap istiqamah memang sangat diperlukan dalam kehidupan ini. Tanpa sikap itu, seseorang akan cepat berputus asa, cepat lupa diri, dan mudah terombang-ambing oleh berbagai macam arus yang menggoda dalam kehidupannya. Orang yang tidak istiqamah ibarat baling-baling di atas bukit. Dia berputar menuruti ke mana arah angin berembus.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *