Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 31 October 2020

Ulil Abshar Abdalla: Saya Sedih Sekali Atas Apa yang Terjadi di Prancis


islamindonesia.id – Ulil Abshar Abdalla: Saya Sedih Sekali Atas Apa yang Terjadi di Prancis

Terkait kartun penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw dan pembunuhan kepada seorang guru yang mempertontonkan kartun tersebut di kelasnya belum lama ini di Prancis, kiai muda Ulil Abshar Abdalla, atau akrab disapa Gus Ulil, turut memberikan komentarnya.

Melalui akun Twitter-nya pada Sabtu (31/10) Gus Ulil mengajukan beberapa pertanyaan terlebih dahulu, “Pertanyaan yang patut direnungkan umat Islam adalah ini: Apakah tepat mencintai Kanjeng Nabi Muhammad dengan cara membunuh orang-orang yang menghina beliau? Apakah ini akan menolong citra Islam?”

Lebih lanjut Gus Ulil menyatakan bahwa ungkapan kecintaan terhadap Islam lebih tepat disampaikan melalui jalan jalan non-kekerasan. “Kenapa harus membunuh dan berbuat kekerasan? Itu permasalahannya. Mencintai Islam akan lebih tepat jika diungkapkan dengan jalan non-kekerasan,” ujarnya.

Kemudian secara spesifik dia mengomentari peristiwa yang terjadi di Prancis tersebut, “Saya sedih sekali atas apa yang terjadi di Prancis ini. Islamophobia menjadi kian marak karena pembunuhan atas seorang guru di Paris itu. Sikap Presiden Macron juga kian memperburuk keadaan.”

Sebelumnya telah diberitakan, bahwa seorang guru sejarah dan geografi di Prancis, Samuel Paty (47), ketika sedang mengajar di kelas mengenai bab kebebasan berbicara, menunjukkan gambar kartun Nabi Muhammad.

Dia juga membahas kasus Charlie Hebdo, majalah satir Prancis, yang pada tahun 2015 lalu, karena ulah mereka membuat kartun Nabi Muhammad, berujung kepada penyerangan bersenjata oleh tiga orang ke kantor mereka.

Rupanya kisah guru menunjukkan kartun Nabi Muhammad ini menjadi tersebar luas dan sampai ke Abdoulakh A, seorang imigran asal Chechnya. Abdoulakh kemudian membuntuti Paty, melukai kepalanya dengan pisau, dan memenggalnya (16/10).

Kasus ini menjadi berujung panjang dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengomentari kasus tersebut.

Sehari setelah pembunuhan tersebut, Macron mengatakan, “Warga menunggu kami untuk bertindak. Puluhan operasi telah diluncurkan terhadap asosiasi, dan juga individu yang mendukung rencana Islamisme radikal, dengan kata lain sebuah ideologi yang hendak menghancurkan Republik (Prancis).”

Pernyataan Macron kemudian mengundang kemarahan dari berbagai Muslim di seluruh dunia. Beberapa analisis mengatakan bahwa Macron sengaja menyatakan hal demikian demi mengangkat elektabilitasnya dalam pemilihan presiden mendatang. Demikian sebagaimana dilansir dari euronews.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: indopolitika

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *