Satu Islam Untuk Semua

Monday, 02 March 2020

Wasiat Rasulullah kepada Umar dan Ali tentang Uwais al-Qarni


islamindonesia.id – Wasiat Rasulullah kepada Umar dan Ali tentang Uwais al-Qarni

Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam Kitab al-Hikam nomor hikmat kesebelas, menuturkan:

Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab setiap sesuatu yang tumbuh tetapi tidak ditanam, maka tidak sempurna hasil buahnya.

Tiada sesuatu yang lebih berbahaya bagi seorang yang beramal, daripada menginginkan kedudukan dan terkenal di tengah-tengah pergaulan masyarakat. Dan ini termasuk keinginan hawa nafsu yang utama.

Rasulullah saw telah bersabda, “Siapa yang merendahkan dirinya maka Allah akan memuliakannya, dan siapa yang sombong (besar diri), Allah akan menghinakannya.”

Ibrahim bin Adham ra berkata, “Tidak benar-benar bertujuan kepada Allah, siapa yang ingin masyhur (terkenal).”

Ayub Assakhtiyani ra berkata, “Demi Allah, tiada seorang hamba yang sungguh-sungguh ikhlas pada Allah, melainkan dia merasa senang, gembira jika dia tidak mengetahui kedudukan dirinya.”

Muadz bin Jabal ra meriwayatkan, bersabda Rasulullah saw, “Sesungguhnya sedikitnya riya itu, sudah termasuk syirik. Dan siapa yang memusuhi seorang waliyullah, berati telah melawan/berperang kepada Allah.

“Dan Allah menyayangi hamba-Nya yang bertaqwa, yang tersembunyi (tidak terkenal), yang bila tidak hadir tidak dicari, dan bila hadir tidak dipanggil dan tidak dikenal. Hati mereka sebagai pelita hidayat, mereka terhindar dari segala kegelapan kesukaran.”

Abu Hurairah ra meriwayatkan, ketika kami di majlis Rasulullah saw tiba-tiba Rasulullah saw berkata, “Besok pagi akan ada seorang ahli surga yang salat bersama kalian.”

Abu Hurairah berkata, “Aku berharap semoga akulah orang yang ditunjuk oleh Rasulullah itu. Maka pagi-pagi aku salat di belakang Rasulullah saw dan tetap tinggal di majlis setelah orang-orang pulang.”

Tiba-tiba ada seorang hamba (berkulit) hitam berpakaian compang-camping datang berjabat tangan kepada Rasulullah saw sambil berkata, “Ya Nabiyullah, doakan semoga aku mati syahid.”

Maka Rasulullah saw berdoa sedang kami mencium bau kasturi dari badannya.

Kemudian aku bertanya, “Apakah orang itu ya Rasulullah?”

Jawab Nabi, “Ya benar, dia hamba sahaya dari Bani Fulan.”

Abu Hurairah berkata, “Mengapa tidak kau beli, dan kau merdekakan ya Nabiyullah?”

Jawab Nabi, “Bagaimana aku akan dapat berbuat demikian, bila Allah akan menjadikannya seorang raja di Surga. Hai Abu Hurairah, sesungguhnya di surga itu ada raja dan orang-orang terkemuka. Dan ini salah seorang raja dan terkemuka.

“Wahai Abu Hurairah, sesungguhnya Allah menyayangi makhluknya yang hatinya suci, yang samar, yang bersih, yang terurai rambutnya, yang kempis perutnya kecuali dari hasil yang halal, yang bila akan menemui raja tidak diizinkan, bila meminang wanita bangsawan tidak diterima, bila tidak hadir tidak dicari, bila hadir tidak dihiraukan, bila sakit tidak dijenguk, bahkan bila mati tidak dilayat jenazahnya.”

Ketika sahabat bertanya, “Tunjukkanlah kepada kami seorang dari mereka.”

Jawab Nabi, “Yaitu Uwais al-Qarni, seorang berkulit coklat, lebar kedua bahunya, sedang tingginya, selalu menundukkan kepalanya sambil membaca Quran, tidak terkenal di bumi, tetapi terkenal di langit, andaikan dia bersungguh-sungguh meminta sesuatu kepada Allah pasti diberi-Nya. Di bawah bahu kirinya ada bekas belang sedikit.

“Wahai Umar dan Ali jika kalian bertemu dengannya, maka mintalah kepadanya supaya membacakan istighfar untuk kalian.”

*Dikutip dari Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam, diterjemahkan dari bahasa Arab ke Indonesia oleh H. Salim Bahreisy (Balai Buku: Surabaya, 1980), hlm 22-24.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: Tidak diketahui/Google

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *