Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 14 September 2019

Ketua MUI Kota Bogor: Asyuro Kok Dilarang?


Islamindonesia.id-Ketua MUI Kota Bogor: Asyuro Kok Dilarang?

Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Bogor, KH. Mustafa Abdullah bin Nuh, mengungkapkan, lahirnya kelompok-kelompok yang melarang Asyura di Tanah Air dalam beberapa tahun terkahir ini merupakan tren berbahaya. Di Kota Bogor, kata Mustafa, kelompok ini bahkan sempat mengelabui Walikota sehingga pemerintah setempat melarang Asyuro.

“Asyuro kok dilarang? Aya naon (ada apa)?” kata Kiai yang juga Pengasuh Pesantren Al-Ghazaly Bogor ini dalam pengajian seperti ditayangkan kanal Youtube Habaib & Dai Nusantara, 10 September. “Pahadal Asyuro itu titik temu antara Suni dan Syiah.”

Mustafa menegaskan pernyataan ini ia ungkapkan sebagai pengikut mazhab AhluSunah wal Jamaah. “Karena (Ponpes) Al-Ghazaly berdiri di atas landasan AhluSunah wal jamaah,” tutur pria yang akrab disapa Kiai Toto ini. Sementara ayahnya, KH Abdullah bin Nuh – pendiri Ponpes Al Ghazaly sekaligus pejuang kemerdakaan – mengarang buku Ana Muslim Suniyun Syafi’iyyun, “Saya Muslim Suni Syafi’i”

Meski ulama Suni Syafi’i, kata Kiai Toto, ayahnya membuka tali ukhuwah dengan ulama Syiah. Tak heran jika tiba Asyuro, Kiai Abdullah atau akrab disapa Mama oleh santri-santrinya itu ikut meratap. Mama juga mewariskan syair-syair duka untuk Sayidina Husain dalam bahasa Arab.

“Mengapa? Lah wong yang dibantai adalah cucu kesayangan Rasulullah Saw,” katanya sembari menjelaskan, Sayidina Husain itu putra Fatimah Azzahra binti Muhammad Saw. “Dan yang paling menyedihkan, jemaah sekalian, yang membunuh cucu kesayangan Baginda Nabi ini bukan orang Yahudi, bukan Nasrani, bukan Majusi, bukan penyembah berhala, tetapi mereka yang mengaku sebagai umatnya Rasulullah.”

Ketika itu, Sayidina Husain dalam kafilah berjumlah 70 orang dikroyok oleh empat ribu tentara bersenjata lengkap. Pengeroyokan dilakukan atas perintah dari Khalifah Yazid bin Muawiyah.

Peristiwa itulah yang membuat orang menyantuni anak yatim sebagai salah satu tradisi peringatan Asyuro. “70 orang dibunuh otomatis lahir seratus lebih anak yatim,” kata Ketua Yayasan Islamic Center Al Ghazaly ini. “Semuanya bersedih, baik Suni maupun Syiah, hanya saja cara memperingatinya berbeda.”

Namun jika didalami, lanjut Kiai Toto, sesungguhnya banyak titik temu antara Suni dan Syiah. Asyuro adalah salah satunya lantaran haul cucu Nabi Muhammad ini diperingati oleh AhluSunah dan Syiah.

“Kalau kita ngurus perbedaan, kapan bersatunya? Lebih baik kita mencari titik temu,” katanya. Ia pun menyumbangkan saran kepada habaib Suni dan Syiah untuk mengadakan peringatan Asyuro Nusantara. “Semoga itu terwujud.”

Meski demikian, ia menyadari peringatan haul cucu Nabi selalu saja menghadapi tantangan. Hal ini karena Zionis dan aliansinya, kata Mustafa, tidak ingin dua mazhab umat Islam ini bersatu.

Ia menjelaskan, Zionis beserta aliansinya hingga saat ini selalu melancarkan perang secara terbuka maupun terselubung, frontal maupun proksi. Salah satu perang proksi lewat kaum radikal yang bertujuan melemahkan persatuan umat Islam dari dalam.

Menurut Kiai Toto, Zionis dan aliansinya sesungguhnya bukan dari kalangan umat beragama. Oleh karena itu, mereka juga tak ingin melihat umat antar agama bersatu dan hidup rukun.[]

Simak videonya:

YS/Islamindonesia /Foto: Tribunnews

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *