Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 23 June 2019

Soal Remuknya Drone di Langit Iran, Mahathir: AS Biang Provokasi


islamindonesia.id-Soal Remuknya Drone di Langit Iran, Mahathir: AS Biang Provokasi

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menilai Amerika Serikat sebagai biang provokasi di perbatasan Iran. Ia menyatakan hal itu menyusul hancurnya pesawat militer tanpa awak Paman Sam yang ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Negeri Mulla pada 20 Juni malam.

“Sejauh yang saya perhatikan, Amerika-lah yang melakukan semua bentuk provokasi itu,” kata Mahatir seperti dikutip dari laman CNBC.com, 22 Juni.

Iran merudal pesawat nirawak yang populer disebut drone itu setelah terdeteksi melanggar batas wilayah internasional. Drone RQ-4 Global Hawk yang diterbangkan diam-diam dari Uni Emirat Arab menyusup untuk memata-matai Iran. Pesawat intai itu pun jatuh berkeping-keping pada pukul 00.14 malam waktu setempat setelah meledak di langit Iran.

Presiden AS Donald Trump berang mendengar salah satu teknologi tempurnya luluh lantak. “Iran telah melakukan kesalahan besar!” tulis Trump di laman Twitter, 20 Juni.

Masih di lini masa, Trump kembali mengungkit isu senjata nuklir yang menurutnya sedang dikembangkan Iran. Oleh sebab itu, kata Trump, Washington akan menambahkan sanksi terbaru bagi Tehran.

Mahathir bukan tanpa alasan menyebut Amerika sebagai asal mula masalah. Ia mengatakan, sebelum pengiriman mata-mata ke Iran, pemerintahan Trump telah berulah dengan cara hengkang dari perjanjian nuklir JCPOA yang disepakati dengan Iran dan empat negara lainnya.

“Pertama, mereka mundur dari perjanjian nuklir, sekarang mereka mengirim pesawat militer ke Teluk dan melakukan perbuatan yang memprovokasi Iran, ” kata pria berusia 93 tahun ini.

Mahathir mengingatkan konsekuensi yang harus dibayar setelah Iran diberikan sanksi. Di antaranya, kenaikan harga energi bahan bakar yang membuat negara seperti Malaysia tidak dapat lagi berdagang dengan Iran sebagai salah satu penyuplai besar. “Jadi sebenarnya sanksi itu juga menyerang Malaysia,” katanya.

Menurut politisi senior Negeri Jiran ini, penerapan sanksi dan pemaksaan negara lain untuk tunduk pada suatu kekuasaan merupakan tindakan yang jelas-jelas tidak demokratis. “Ini penindasan,” tegasnya.

YS/islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *