Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 17 August 2016

LIPUTAN–Azyumardi Azra: Paradigma Sejarah Al-Qur’an Linier, Progresif


IslamIndonesia.id–Azyumardi Azra:  Paradigma Sejarah Al-Qur’an Linier, Progresif

 

Bagi Prof. Azyumardi Azra, pandangan sejarah Al-Qur’an berbeda dengan, misalnya, agama Hindu yang mengatakan kehidupan ini hanya maya, sirukalar, seolah tak berujung. Paradigma sejarah Al-Qur’an tidak demikian, kata Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

“Paradigma pemikiran historis yang terkandung secara implisit di dalam Al-Qur’an adalah; sejarah berlangsung secara linier dan progresif,” katanya dalam Seminar ‘Reaktualisasi Al-Qur’an untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Sains’ di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (11/8).

Paradigma ini mencerminkan apa yang terjadi di masa silam, pada dasarnya tidak akan terulang kembali, apalagi secara persis. Apa yang diharap dari peristiwa-peristiwa di masa silam bukanlah pengulangan, tetapi pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik.

“Jadi tidak ada apa yang disebut para sejarawan Perancis sebagai ‘sejarah mengulangi dirinya’.”

Cendekiawan Muslim asal Sumatera Barat ini lalu memberi contoh surah Al-Ashr (103) yang menyatakan bahwa manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman, mengerjakan kebaikan dan seterusnya seperti diurai ayat demi ayat. Penekanan dimensi waktu dalam surah ini misalnya, – seperti juga dalam sejumlah surah lain – menandakan pentingnya etos moral dan etos kerja dalam kehidupan dunia ini sebagai bekal perjalanan hidup di alam berikutnya.

“Dilihat dari paradigma historis Al-Qur’an yang bersifat linier dan progresif, kronologi kausalitas sangat penting,” kata penulis buku ‘Indonesia, Islam and Democracy’ (2006) ini.

Seperti diketahui, kausalitas merupakan salah satu teori mendasar dalam ilmu dan filsafat sejarah. Kalau orang berbuat baik, hasilnya ia akan mendapat ganjaran. Sebaliknya, jika ia berbuat buruk, juga harus bertanggungjawab sebagai konsekuensi pilihannya.

“Manusia, dengan demikian, pada dasarnya bebas dalam perjalanan sejarah dan kehidupannya,” katanya memaparkan pesan moral dalam Alquran.

Apakah memilih jalan Mukmin dan Muslim atau sebaliknya, masing-masing memiliki konsekuensi yang  jelas dalam Alquran. Oleh sebab itu, manusia diberi kedaulatan hak untuk memilih pandangan, keyakinan, sikap hidup, sedemikian sehingga penggunaan akal sehat begitu ditekankan dalam Alquran.

Selain Azyumardi Azra, sejumlah intelektual dan ilmuan Muslim Indonesia turut hadir menjelaskan temuannya soal Al-Qur’an dan perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk sains, sesuai bidangnya masing-masing. Seminar  ini diselenggarakan dalam rangka Festival Al-Qur’an yang diadakan Perguruan Tinggi Muhammadiyah/ Aisyiyah tingkat nasional selama tiga hari di Yogyakarta. []

 

YS/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *