Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 16 March 2016

Haidar Bagir: Jangan Lupa! Di atas Pro/Anti-Ahok Ada Tuhan!


Melalui akun twitternya (13/03), Haidar Bagir angkat suara dalam kontroversi pilkada DKI. Menurutnya, di dalam negara demokrasi, berbeda sikap politik adalah hal yang biasa. Yang tidak biasa adalah sikap saling bully, berbohong dan menuduh. Sikap mendukung atau anti-Ahok dalam pilkada, misalnya, boleh-boleh saja. Yang penting sportif.

Lebih lanjut Haidar menyatakan bahwa sulit bagi kita mengatakan semua anggota kelompok A mendukung Ahok dan kelompok B anti-Ahok. “Saya tahu orang-orang yang dianggap sekuler tidak mendukung Ahok,” tulis Haidar.

Bahkan boleh jadi “pentolan” Jaringan Islam Liberal (JIL), Mas Ulil, juga bukan pendukung Ahok dan bukan fans Jokowi. Ada juga pasangan, yang dianggap “Syiah”, yang sudah deklarasi mencalonkan jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, juga bukan pendukung Ahok.

Lebih dari itu, menurut pemilik akun @Haidar_Bagir dengan 35 ribu followers ini, banyak dari saudara-saudara kita keturunan Tionghoa juga tidak mendukung Ahok. Termasuk orang seperti Pak Jayasuprana, dll. “Jadi, jangan oversimplifikasi,” tegas beliau.

Selain itu, tidak semua yang beragama Kristen mendukung Ahok. Romo Sandyawan, misalnya, tidak mendukung Ahok. Romo bersama Pak Jayasuprana justru membela masyarakat Kampung Pulo yang digusur Ahok.

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta masih 11 bulan lagi. Namun sudah banyak yang saling memaki, mengancam, membikin kabar-kabar fitnah, padahal menurut Haidar, pada akhirnya Tuhan-lah yang punya mau dan menetapkan.

“Mari perjuangkan aspirasi, tapi juga bersiaplah untuk berbeda, lalu selenggarakan hak konstitusional kita sebagai warga, secara demokratis,” tutur Haidar, sambil mengutip ayat (QS. 3:159) “Wa syawirhum fil amri, fa idza ‘azamta, fa tawakkal ‘alal-Lah (bermusyawarahlah dan jika telah ber‘azam, bertawakallah kepada-Nya).”

“Kau boleh punya mau, tapi Allah Maha melakukan apa yang Dia inginkan. Berusahalah dengan baik, lalu percayakan semua kepada-Nya.”

Seraya mengamini Wendrahaka, salah satu follower, Haidar menegaskan bahwa sikap memaki, mengancam dan fitnah mengindikasikan kalap akibat tak percaya Tuhan Mahakuasalah yang akhirnya menetapkan.

Haidar juga melontarkan kegelisahan adanya opini bahwa mayoritas Muslim Jakarta mendukung Ahok atau anti-Ahok. “Selama kita tidak tahu jawabannya, maka salahkah bila ada yang berbeda aspirasi dengan kita? Jika jawabannya adalah tidak, maka mari berdemokrasi!” ajak Haidar.

 

Tom/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *