Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 19 August 2015

Situasi Libya Semakin Keruh, Italia Waspada


Pasca jatuhnya rezim Muammar Qadafi, Libya menghadapi konflik dalam negeri berkepanjangan. Selain pasokan senjata yang tidak sedikit masuk ke faksi-faksi yang terlibat konflik, lambatnya penanganan krisis revolusi Libya membuat jumlah korban jiwa semakin membengkak.

“Libya sekarang menghadapi kekacauan lebih parah dan perpecahan. Jadi, saya berharap semua aktor Libya bersikap bijaksana dan mempercepat pembicaraan untuk segara mencapai kesepakatan,” kata utusan PBB untuk Libya, Bernardino Leon, dalam sebuah pernyataan ke media.

Tiga tahun negeri yang kaya minyak ini porak poranda dengan perang saudara. Kini, situasi semakin kompleks dengan masuknya kelompok militan Islamic States atau ISIS dan menguasai sejumlah wilayah di Libya seperti kota Sirte. Menurut laporan pejabat setempat, sekitar 200 warga Libya telah dieksekusi mati oleh ISIS di kota yang terletak di utara Libya itu.

“Sebuah pembantaian nyata terjadi, dan kami menyeru masyarakat international untuk campur tangan,” kata Dubes Libya untuk Prancis, Chibani Abuhamoud, seperti dikutip AFP, Jumat  14 Agustus 2015.

Perdana Menteri Libya, Abdullah Al-Thani menyebut bahwa Dewan Keamanan (DK) PBB dan Amerika Serikat sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas krisis berkepanjangan yang menimpa Libya. Menurut Thani, tidak adanya dukungan DK PBB dan AS terhadap militer dan aparat kepolisian Libya semakin membuka jalan bagi terorisme seperti ISIS di Libya. Situasi yang ‘sengaja’ dibiarkan seperti ini tidak hanya menghancurkan dalam negeri Libya, tapi juga turut membuka kran ekspor instabilitas keamanan ke negara-negara Eropa melalui Italia dan sekitarnya.

“Kita akan mendapatkan “Shomalia kedua” yang tidak jauh dari pesisir pantai kita. Waktu sangat terbatas, terlebih lagi sekarang ISIS di Sirte telah menjadi alarm”, kata Menteri Luar Negeri Italia, Paolo Gentioloni, kepada media menyikapi situasi negara tetangganya itu.

Melalui patroli Angkatan Laut (15/8), pemerintahan Italia telah menemukan ratusan imigran asal Libya di kapal yang terapung di Laut Mediterania. Ratusan penumpang ditemukan dalam kondisi keracunan, sedangkan 40 penumpang lainnya dipastikan tewas. 

Edy/IslamIndonesia. Foto: Nytimes.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *