Ketika Umar Memegang Mahkota Persia
” Karena sikap hidupmu sederhana maka rakyat pun akan menerapkan sikap sederhana dalam hidup mereka…” (Ali ibn Abithalib r.a)
TAHUN 637 Masehi, Ctesiphon jatuh ke tangan pasukan Arab Islam. Kemenangan ini seolah menggenapi janji Rasulullah SAW. pada tahun 628 Masehi. Kala itu Rasulullah mendapat kabar dari seorang kurir bahwa suratnya yang ditujukan kepada Khosru Parviz tidak bersisa sama sekali karena langsung dirobek-robek oleh raja Persia tersebut. Alih-alih menerima tawaran Rasulullah untuk mempelajari Islam, sang raja malah memerintahkan kepada gubernurnya dalam wilayah Yaman bernama Mirza Bazan untuk menangkap Rasulullah di Madinah.
Apa yang dikatakan oleh Rasulullah saat mengetahui tawarannya ditolak secara angkuh oleh raja Persia? Dengan tenang, ia malah berucap kepada para sahabat yang saat itu hadir di sekelilingnya,” Kerajaannya tak lama lagi akan hancur terobek-robek seperti surat itu dan ketahuilah kalian yang akan mewarisinya!”
Janji Rasulullah ternyata benar. Sembilan tahun usai Rasulullah mengucapkan kata-kata itu, pasukan Arab Islam berhasil menaklukan secara telak kerajaan Persia. Pada saat memasuki ibu kota Kekisraan Persia tersebut, tersebutlah pimpinan pasukan Arab Islam, Panglima Besar Saad ibn Abi-Waqqash mengumandangkan ayat 25-29 dari Surat Al Dukhan:
Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan
Dan kebun-kebun dan tempat-tempat yang indah
Dan kesenangan-kesenangan yang mereka nikmati
Demikianlah! Dan kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain
Maka langit dan bumi tidak mengisi mereka dan mereka pun tak dianugerahi ketangguhan
Dari penaklukan Ctesiphon, pasukan Arab Islam mendapatkan pampas an perang yang tak terkirakan jumlahnya. Setelah semua dikumpulkan dan dikeluarkan untuk al-khumus maka sisanya baru dibagikan kepada anggota pasukan dan masing-masing memperoleh 12.000 dinar emas. Al khumus sendiri kemudian dikirimkan ke Madinah untuk dimasukan ke kas negara (baitul maal).
Di antara al-khumus yang dikirimkan itu terdapat pedang Khosru yang bertatah permata, pakaian kebesaran sang raja bertahtakan emas serta mahkota Khosru yang dipenuhi permata dan emas berkilauan. Diceritakan, saat menerima semua benda tersebut, Khalifah Umar ibn Khattab berkata: ” Lihatlah! Rakyatnya harus memikul biaya benda-benda tidak berguna ini untuk dikenakan oleh para pemegang amanah rakyat…” ujarnya sambil menimang-nimang benda-benda itu.
Demi mendengar ucapan Umar tersebut, Ali ibn Abithalib yang ada di sampingnya menjawab, ” Karena sikap hidupmu sederhana maka rakyat pun akan menerapkan sikap sederhana dalam hidup mereka…”
Sumber: Tarikhil-Islam jilid II (1948) karya Muhyeddin –al-Khayyat
Leave a Reply